Rocky Bebena Pastikan Persipura Jayapura Tidak Berencana Hengkang dari Liga Super Indonesia
Itu diucapkannya untuk menanggapi pernyataan La Siya yang berencana untuk keluar dari LSI, Rocky menilai itu hanya keterangan pribadi saja.
Penulis: Sigit Nugroho
Editor: Dewi Pratiwi
Laporan Wartawan Harian Super Ball, Sigit Nugroho
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Sekretaris Umum Persipura Jayapura, Rocky Bebena mengatakan, timnya tidak berencana untuk hengkang dari kompetisi Liga Super Indonesia (LSI) 2015.
Itu diucapkannya untuk menanggapi pernyataan dari Ketua Harian Persipura Jayapura sekaligus Wakil Ketua Umum PSSI, La Siya yang berencana untuk keluar dari LSI, Rocky menilai itu hanya keterangan pribadi saja.
"Itu pernyataan emosional saja. Manajemen tidak mengeluarkan keputusan seperti itu. Kami tetap berkomitmen untuk tetap tampil di LSI dan AFC Cup 2015. Tidak ada keputusan dari manajemen untuk hengkang dari LSI," kata Rocky kepada Harian Super Ball, Kamis (23/4/2015).
Rocky menilai pernyataan La Siya itu hanya bentuk kekesalan saja dengan langkah Menpora yang telah membekukan PSSI. "Kami tetap setia untuk NKRI. Kami sudah berjuang membawa nama Indonesia di kancah internasional. Itu semua demi nama bangsa. Oleh karena itu, tidak mungkin kami mau pindah ke kompetisi negara lain. Semua yang kami lakukan demi Indonesia," papar Rocky.
Sebelumnya La Siya mengatakan, masyarakat Papua sangat kecewa dengan keputusan pembekuan PSSI. Ia mengatakan selama ini Persipura menjadi satu-satunya hiburan masyarakat Papua.
"Jika Papua ingin merdeka bagaimana? Apakah pemerintah Indonesia mau mengeluarkan keputusan melepaskan Papua dari Indonesia seperti Kemenpora yang mudah membekukan PSSI," ujar La Siya.
La Siya mengkritik begitu mudahnya Kemenpora membekukan PSSI yang bisa membuat Persipura terancam tidak bisa berlaga di semua kompetisi Internasional. Begitu mudah pula Kemenpora menghilangkan hiburan masyarakat Papua karena PSSI tak bisa membawa klub mereka ke tingkat Internasional.
Tapi, bagaimana nantinya jika masyarakat Papua ingin Papua merdeka dan meninggalkan Indonesia. La Siya mempertanyakan, apakah mudah bagi pemerintah Indonesia melepaskan Papu begitu saja seperti Kemenpora yang mudah membekukan PSSI.
Seharusnya, kata dia, Kemenpora berkonsultasi terlebih dulu sebelum mengeluarkan keputusan pembekuan PSSI itu. Jangan mudah saja mengeluarkan keputusan yang merugikan masyarakat, terutama masyarakat Papua.
"Kalau Kemenpora mengeluarkan putusan pembekuan itu karena masyarakat, apakah Papua bukan masyarakat Indonesia," ucap La Siya.
La Siya juga mengatakan dirinya telah mendapatkan pesan singkat yang telah menawarkan Papua untuk berlaga di kompetisi Vanuatu. Di penghujung pesan singkat itu tertulis pesan dari Tentara Pembebasan Nasional-Organisasi Papua Merdeka.