Pengamat: Sanksi FIFA untuk PSSI, Senjata Makan Tuan
Pernyataan Saleh tersebut ditujukan kepada Ketua Umum PSSI La Nyalla Mattalitti yang sempat menjabat sebagai Ketua Umum KPSI.
Editor: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM - Senjata makan tuan. Pengandaian itu tampak cocok disematkan untuk sanksi FIFA terhadap Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI).
Setidaknya hal itulah yang hendak disampaikan oleh Direktur Persebaya 1927 Saleh Mukadar dalam kicauannya di jejaring sosial Twitter.
"Waktu jadi ketua KPSI nantang sanksi FIFA sekarang di beri sanksi marah2 khan keinginannya sudah di penuhi," tutur akun milik Saleh Mukadar, @ismail_mukadar, Sabtu (30/5/2015).
Pernyataan Saleh tersebut ditujukan kepada Ketua Umum PSSI La Nyalla Mattalitti yang sempat menjabat sebagai Ketua Umum Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia.
Saat itu KPSI era La Nyalla sempat berseteru dengan PSSI yang kala itu dipimpin oleh Djohar Arifin.
Selain Saleh, mantan juru bicara Liga Premier Indonesia, Abi Hasantoso, juga ikut berkicau terkait sanksi FIFA untuk PSSI.
Pemerhati sepak bola ini juga mengibaratkan sanksi FIFA untuk PSSI sebagai senjata makan tuan.
"Sanksi FIFA merupakan pukulan yang sangat telak bagi Nirwan Bakrie, Nurdin Halid, Joko Driyono, dan La Nyalla. Mereka pasti sangat malu," ujar pemilik akun twitter @TheREAL_Abi dalam kultwitnya.
Berdasarkan data yang diperoleh Tribunnews.com, KPSI era La Nyalla sempat merilis tujuh manifesto terkait konflik KPSI dengan PSSI.
Salah satu isi manifesto tersebut adalah 'Daripada menyerah dan melakukan rekonsiliasi lebih baik menerima sanksi FIFA, dengan alasan yang menerima sanksi bukan hanya klub pendukung KPSI namun juga seluruh anggota PSSI.'
Cuitan tersebut beredar setelah merebak kembali kicauan dari akun satire di Twitter, @KPSI_official.
"Lebih baik #SANKSIFIFA daripada tunduk pada PSSI," demikian bunyi kicauan tersebut.
Tercatat, kicauan dari akun abal-abal tersebut dilontarkan pada tahun 2012 silam.
Namun, akun tersebut bukanlah akun asli dari KPSI.
Sebab, singkatan KPSI di profile picture akun tersebut adalah Komite Provokator Sepakbola Indonesia.
Kendati begitu, kicauan tersebut banyak 'disundul' oleh para pengguna Twitter alias tweeps.