Eks Exco FIFA: Saya dan Exco FIFA yang Lain Setuju Terima Suap untuk PD 1998 dan 2010
Diduga, Mohammed bin Hammam melakukan politik uang sehingga Qatar terpilih.
Editor: Ravianto
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Mantan Anggota Komite Eksekutif (Exco) FIFA, Chuck Blazer, mengakui menerima suap dalam pencalonan tuan rumah Piala Dunia 1998 di Prancis dan Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan.
Blazer tidak sendiri menerima suap. Pria berusia 70 tahun itu mengaku ada beberapa pejabat FIFA lain yang ikut terlibat dalam kecurangan tersebut.
Pernyataan Blazer tersebut diterbitkan oleh Departemen Kehakiman Amerika Serikat di New York pada Rabu (3/6/2015). Blazer yang juga mantan sekretaris jenderal Concacaf mengakui dua tuduhan penyuapan.
"Saya dan orang lain pada Komite Eksekutif FIFA setuju untuk menerima suap dalam hubungannya dengan pemilihan Afrika Selatan sebagai tuan rumah untuk Piala Dunia 2010," tulis kesaksian Blazer.
"Saya setuju dengan orang lain, sekitar tahun 1992, untuk memfasilitasi penerimaan suap dalam hubungannya dengan pemilihan negara tuan rumah untuk Piala Dunia 1998 (di Prancis)," lanjut kesaksian itu.
Blazer mulai ramai diperbincangkan publik karena diketahui membongkar skandal korupsi yang terjadi pada FIFA. Blazer mengumpulkan informasi dari 44 pejabat teras FIFA, termasuk Sepp Blatter yang telah mengundurkan diri sebagai presiden FIFA pada Selasa (2/6/2015).
Federal Bureau of Investigation (FBI) memang punya kepentingan lantaran Amerika Serikat kalah dalam pencalonan tuan rumah Piala Dunia 2022. Diduga, Mohammed bin Hammam melakukan politik uang sehingga Qatar terpilih.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.