Wapres JK: Kompetisi Sepak Bola Lokal Mati, Masyarakat Lebih Tahu Barcelona
Wapres Jusuf Kalla khawatir masyarakat pecinta sepak bola tak mengenal klub lokal dan lebih paham klub asing seperti Manchester United dan Barcelona.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIUNNEWS.COM, JAKARTA - Pembekuan PSSI oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga membuat kompetisi sepak bola berhenti. Wakil Presiden Jusuf Kalla khawatir masyarakat pecinta sepak bola tak mengenal klub lokal dan lebih paham klub asing seperti Manchester United.
Menurut JK sepak bola adalah permainan. Untuk berprestasi di ajang internasional, kompetisi sepak bola dalam negeri harus terus berlangsung. Negara berprestasi di ajang ini karena kompetisi dalam negerinya sehat. Setelah dibekukan Kemenpora, FIFA ikut memberi sanksi ke PSSI.
Kompetisi antarklub sepak bola dalam negeri selama ini cukup menghibur karena murah meriah. Ia khawatir animo masyarakat dalam negeri akan hilang jika tak bisa menyaksikan klub mereka vakum dari kompetisi. "Nanti semua orang hanya lihat MU (Manchester United) atau Barca (Barcelona), Chelsea," ujar Wapres JK di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (4/6/2015).
Wapres JK mengingatkan banyak orang menggantungkan hidupnya dari sepak bola. Tak hanya atlet, pelatih dan penonton, tapi juga penjaja kaos, penjual bakso, petugas karcis dan petugas keamanan stadion ikut meraup untung dari sepak bola. Matinya kompetisi turut mengganggu pemasukan mereka.
Ia mengimbau Menpora Imam Nahrawi dan petinggi PSSI untuk kembali duduk bersama, membicarakan nasib sepak bola Indonesia setelah menerima sanksi dari FIFA.