Persib Nilai Kemenpora dan PSSI Egois
Saya pinginnya mereka damai. Mereka sih senang punya jabatan dan kekayaan, enggak mau lihat ke bawah seperti kami ini
Editor: Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Ofisial tim Persib Bandung, Zulkarnaen, cemas dengan kondisi sepak bola Indonesia setelah PSSI dibekukan FIFA. Federasi sepak bola dunia tersebut menjatuhkan sanksi karena pemerintah melakukan intervensi.
Zulkarnaen khawatir kehilangan pekerjaan jika Persib pun harus bubar seperti tim-tim lain di Indonesia. Persipura Jayapura sudah mengambil keputusan itu kemarin. "Keluarga mau makan apa? Kami bisanya cuma di sini (ofisial Persib). Situasi begini jelas menganggu," ujar pria yang akrab disapa Ajun di Mes Persib di Jalan Ahmad Yani, Bandung, Jumat (5/6).
Ajun menuding Kemenpora dan PSSI sangat egois serta tak memikirkan orang-orang kecil. "Saya pinginnya mereka damai. Mereka sih senang punya jabatan dan kekayaan, enggak mau lihat ke bawah seperti kami ini," kata warga Cicadas ini.
Bagi Ajun, menjadi ofisial Persib selama 14 tahun terakhir adalah sumber penghasilan utama keluarganya. Selain mengandalkan gaji sebagai karyawan di bagian umum, ia sering menerima tambahan bonus saat Persib memenangi sebuah pertandingan resmi.
Dari pendapatan ini pula, Ajun bisa menyekolahkan kedua anaknya hingga jenjang sarjana. Ia pun menjadi salah seorang yang paling bahagia ketika Persib menjuarai Liga Super Indonesia (LSI) musim lalu serta bisa menemani Persib saat bertanding di luar negeri.
Namun, tak saja soal uang yang ia dapatkan selama 14 tahun. Kehilangan terbesarnya jika tak lagi bersama tim Maung Bandung adalah ikatan kekeluargaan dengan pemain-pemain, pelatih, manajer, dan sesama ofisial tim.
"Banyak hal yang hilang seperti suasana latihan dan becanda sama pemain, seperti dengar candaan Firman (Utina)," katanya.
Meskipun skuat Persib sedang dalam masa liburan pascagagal menembus babak perempat final Piala AFC, Ajun tetap setia mendatangi mes. Dia pun ikut latihan bersama beberapa pemain yang sering hadir di Mes Persib seperti Atep, Dias Angga Putra, Dedi Kusnandar, dan M Taufiq sebelum bertolak ke Tarakan, Kalimantan Utara. "Ini cukup menenangkan daripada stres di rumah. Masih lanjutkan kebiasaan di mes sebelum diusir, mungkin," ujarnya.
Tapi Dia optimistis PSSI dan Kemenpora segera bekerja sama. "Mereka didesak media dan masyakarat hingga ke desa-desa. Semoga mereka sadar. Kita tidak membela salah satu tapi berdoa untuk keduanya. Jika mereka tidak damai, bisa jadi bumerang," katanya.
Ajun tetap menanti kabar baru dari manajemen Persib. Ia siap menerima kabar terburuk. "Jika harus, ya banting setir apa saja lah, misalnya, ikut teman tetapi belum terbayangkan. Yang penting ada kepastian dulu. Bisa jadi latih SSB lagi," ujar mantan pelatih SSB Duta Motor ini.