Klub Sambut Baik Pertemuan Menpora - PSSI
Memang kedua pihak itu harus bertemu, dan segera cari titik temu
Editor: Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (RI) yang dipimpin Menteri Pemuda dan Olahraga RI, Imam Nahrawi, berencana menggelar pertemuan dengan PSSI. Pertemuan itu digagas Menpora Imam, setelah pihaknya melakukan rapat kerja dengan Komisi X DPR RI di gedung DPR RI, Rabu (10/6) malam.
"Terkait dengan upaya pembenahan tata kelola persepakbolaan nasional, Komisi X DPR RI mendesak Menpora RI melakukan pertemuan dengan PSSI paling lambat tanggal 23 Juni 2015," tulis Gatot S. Dewa Broto, Deputi V Bidang Harmonisasi dan Kemitraan Kemenpora dalam rilisnya, Kamis (11/6) yang diterima awak Tribun melalui pesan Whatsapp.
Menurut Gatot dalam pertemuan dengan PSSI nanti akan dibahas rencana penyelenggaraan kompetisi dalam menghidupkan kembali persepakbolaan Indonesia. Kemudian, juga akan dibahas langkah-langkah strategis untuk segera mengakhiri sanksi FIFA.
"Kesimpulan tentang masalah sepakbola tersebut diambil atas dasar berbagai pertimbangan yang sangat multidimensional, sehingga sama sekali tidak ada konotasi kalah atau menang antara Komisi X DPR RI dan Kemenpora," tuturnya.
"Bahkan, kedua belah pihak saling menghormati adanya kesepakatan tersebut. Kesemuanya itu didasari sebagai momentum untuk tujuan pembenahan persepakbolaan nasional dengan tata kelola secara lebih baik, lebih transparan dan lebih berprestasi," tambahnya.
Menanggapi hal itu, Direktur Klub PSM Makassar Sumirlan menyambut dengan baik rencana pertemuan itu. Menurutnya, dengan adanya pertemuan Menpora dengan PSSI, diharap ada solusi atas masalah persepakbolaan yang terjadi.
Mulai dari terhentinya kompetisi, pembekuan PSSI, batalnya Turnamen Pramusim hingga sanksi FIFA. "Memang kedua pihak itu harus bertemu, dan segera cari titik temu sehingga diperoleh solusi terbaik," ujar Sumirlan baru-baru ini.
Ia ibaratkan Kemenpora dan PSSI seperti Ayah dan Ibu, yang tengah bertengkar dan mengorbankan anak-anaknya dalam hal ini diibaratkan pemain dan klub yang harus menanggung akibatnya kemudian.
"Dulu sempat ada wacana bertemu tetapi gagal, kalau memang sekarang mau bertemu, maka segera ketemu dan selesaikan masalah yang ada, kami dari klub serta pemain hanya berharap kompetisi segera diputar kembali," tambahnya.