Perantara Pemain LSI dan Tarkam
Hubungan persahabatan dengan mantan pemain nasional Ponaryo Astaman sejak lima tahun silam memperluas koneksinya dengan pemain profesional di Jakarta.
Penulis: Jun Mahares
Editor: Dewi Pratiwi
TRIBUNNEWS.COM - Nama Amanda Naromanda mungkin tampak asing di telinga para pencinta sepak bola nasional. Namun, ia kini dikenal banyak pemain karena dianggap sebagai perantara untuk tampil di tunamen antarkampung (tarkam).
Pengusaha muda di bidang percetakan ini menegaskan tidak mencari keuntungan. Ia hanya menjadi penghubung antara penitia penyelenggara tarkam dengan pemain Liga Super Indonesia (LSI).
"Sifatnya cuma membantu pemain yang saat ini banyak mengganggur setelah kompetisi diberhentikan. Baru kali ini juga saya menjalani kegiatan seperti ini (penghubung). Itu pun gara-gara kenal Mas Ponaryo (Astaman)," katanya.
Hubungan persahabatan dengan mantan pemain nasional Ponaryo Astaman sejak lima tahun silam memperluas koneksinya dengan pemain profesional di Jakarta. Bisa dibilang, Amanda kini menjadi "agen penghubung" pemain dan penyelenggara turnamen yang melibatkan tim-tim kampung.
"Awalnya cuma di satu tempat tarkam, lama-kelamaan kontak saya menyebar dan sering dikontak panitia lainnya dan kebetulan juga pemain banyak yang berminat. Saya hanya ingin membantu pemain sekaligus mungkin bisa menghibur warga setempat," ujar Amanda.
Pria 35 tahun ini menjelaskan, biaya lelah tiap pemain LSI berkisar Rp 1 juta sampai Rp 2,5 juta. Sementara pemain asing populer bisa mencapai Rp 3 juta sampau Rp 5 juta.
"Kalau cedera, mungkin ada biaya tambahan. Tapi, nilainya terserah panitia. Sejauh ini tidak ada yang parah karena sifatnya hanya hiburan dan tidak ada niat untuk mencederai pemain bayaran," ungkapnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.