Modus Pengaturan Skor di Sepakbola Indonesia: Pelatih Tak Boleh Berdiri di Sisi Lapangan
Golnya itu rata-rata terjadi di atas menit ke-20. Sama ada gol antara menit ke-80 sampai ke-90. Itu baru saya bilang ada pengaturan
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM - Mantan pelatih Purwodadi, Gunawan, dan eks-pelatih Persegres Gresik United, Agus Yuwono, membeberkan modus pengaturan skor pada kompetisi sepakbola Indonesia dalam acara bertajuk "Testimoni Membongkar Mafia Bola" di Senopati, Jakarta, Rabu (17/6/2015) sore.
Salah satunya yakni larangan pelatih untuk berdiri di pinggir lapangan sepanjang pertandingan. Itu dirasakan Agus ketika menangani Persegres pada 2013.
"Ada yang aneh. Saya dilarang berdiri di pinggir garis. Saya harus duduk di bench. Yang di pinggir harus asisten," ucap Agus.
Gunawan turut membenarkan modus ini. "Kenapa kok tidak boleh berdiri? Karena menit-menitnya sudah diatur. Saya bisa keluar (dari bangku cadangan) kalau sudah ada kontak dari tribun," timpalnya.
"Golnya itu rata-rata terjadi di atas menit ke-20. Sama ada gol antara menit ke-80 sampai ke-90. Itu baru saya bilang ada pengaturan," lanjut Gunawan.
Ditambahkan Gunawan, uang imbalan dari pengaturan skor tak pernah dikirim melalui transfer antarbank. Perantara selalu memberikan imbalan 50 persen dalam bentuk tunai sebelum pertandingan dan melunasinya setelah laga.
"Saat itu, Purwodadi mendapatkan Rp 400 juta setiap pertandingan. Pemain bisa mendapatkan Rp 10 juta sampai Rp 15 juta," kata Gunawan.
Lebih dari itu, Agus juga menunjuk posisi yang rawan menjadi target operasi pengaturan skor. "Kalau menurut saya ya kiper. Tetapi, pemain cadangan pun bisa. Tetapi, posisi paling rawan tetap kiper," ungkapnya.