Rekam Jejak Mr Sam, Bandar Judi Malaysia yang Dicap Perusak Sepakbola Indonesia
Tolong dicatat namanya Jawahir Saliman. Ia biasa dipanggil Mr Sam. Ia ini yang merusak sepakbola Indonesia
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM - Kasus pengaturan skor pada kompetisi sepakbola Indonesia diduga tak lepas dari seorang bandar judi asal Malaysia, Jawahir Saliman. Itulah pengakuan mantan pelatih Persipur Purwodadi, Gunawan, dalam sebuah konferensi pers di Jakarta, Rabu (17/6/2015).
"Tolong dicatat namanya Jawahir Saliman. Ia biasa dipanggil Mr Sam. Ia ini yang merusak sepakbola Indonesia," ucap Gunawan.
Menurut Gunawan, operasi pengaturan skor Jawahir tak meninggalkan jejak. Sebab, ia tak pernah menggunakan transfer antarbank untuk membayar target operasi suap.
Baca: Bagaimana Modus Pengaturan Skor dalam Sepak Bola Indonesia?
Jawahir, ditambahkan Gunawan, merupakan bekas pemain Timnas Malaysia. Lantas, bagaimana rekam jejak Jawahir saat berkarier sebagai pemain?
Menurut penelusuran, tak banyak informasi seputar Jawahir Saliman. Ketika menjadi pemain, ia menempati posisi bek tengah dan pernah membela Timnas Malaysia U-23.
Pada Asian Games 1994, ia bermain satu tim dengan Dollah Salleh, yang jadi pelatih timnas Malaysia saat ini. Jawahir turut diganjar kartu merah ketika Malaysia kalah 1-2 dari Arab Saudi (7/10/1994) masih dalam turnamen yang sama.
Bukan kali pertama Jawahir dikaitkan dengan kasus pengaturan skor. Berdasarkan New Straits Times edisi 20 Maret 1995, Kepolisian Malaysia meminta Trengganu FA agar mencabut nama Jawahir dari daftar skuad pada perempat final FA Cup Malaysia.
"Kepolisian telah mengumumkan bahwa Jawahir, yang juga menjadi kapten tim nasional untuk Olimpiade, mengaku telah menerima suap untuk pengaturan skor," tulis New Straits Times dalam berita berjudul "Jawahir dalam Daftar Hitam".
Federasi Sepak Bola Malaysia pun menjatuhkan skors satu tahun untuk Jawahir. Nama Jawahir juga dicoret dari daftar skuad untuk Kualifikasi Olimpiade 1996. Ban kapten berpindah ke lengan Faizal Zainal.
Sekadar informasi, sepak bola Negeri Jiran memang terguncang kasus pengaturan skor pada 1994. Total 21 pemain dan pelatih dipecat. Sedangkan 58 pemain lainnya menerima skors.