Francis Wewengkang Sebut Musim 2015 Luar Biasa Menyulitkan Pemain Bola
Penghentian kompetisi, kata Francis, menjadi musibah bagi para pelaku sepak bola. Mata pencaharian pemain terhenti akibat konflik..
Penulis: Jun Mahares
Editor: Dewi Pratiwi
Laporan Wartawan Harian Super Ball, Jun Mahares
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Asisten pelatih Persija Jakarta Francis Wewengkang prihatin dengan kondisi anak asuhnya yang harus tampil di pertandingan antarkampung (tarkam) demi memenuhi kebutuhan hidup. Kondisi ini dianggap menjadi yang terburuk di sepanjang kariernya sebagai pelaku sepak bola.
"Saya juga bingung dengan kondisi ini. Bagi kami, ini peristiwa luar biasa menyulitkan. Kasihan pemain harus mencari pemasukan hidup dari tarkam," kata Francis Wewengkang kepada Harian Super Ball belum lama ini.
Penghentian kompetisi, kata Francis, menjadi musibah bagi para pelaku sepak bola. Mata pencaharian pemain terhenti akibat konflik pemangku kepentingan sepak bola nasional antara PSSI dan Kemenpora.
"Kalau mau jujur-jujuran, alasan utama pemain ikut tarkam adalah uang, kemudian jaga kebugaran nomor dua. Karena, pemasukan tidak ada. Apalagi di Persija, hak-hak pemain selama kurang dari empat bulan belum dibayar," ujar Francis.
Pria 44 tahun yang akrab disapa Enal itu pun tidak bisa memastikan kapan tim asuhannya bakal kembali aktif. Sebab, komunikasi antara manajemen dan pemain terputus sejak pertemuan negosiasi kontrak pada pertengahan Mei 2015.
Pernyataan manajemen yang berencana ikut serta dalam turnamen Piala Presiden pun menguap. Meski Presiden Klub Persija Ferry Paulus menyatakan timnya bakal melibatkan diri, namun rencana tersebut belum dikomunikasikan kepada tim pelatih.
"Kami (staf pelatih) pun tidak ada arahan dari manajemen apakah harus mempersiapkan tim atau tidak. Semua serba abu-abu. Kami hanya berharap hak-hak pemain diselesaikan dan kompetisi kembali berjalan," ujar Enal.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.