M Nigara: Jangan Ada yang Menyeberang
Wakil Ketua Komisi Banding PSSI Mahfudin Nigara menegaskan jangan sampai ada yang menyeberang sebab pasti akan dikenai sanksi oleh PSSI
Penulis: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS, COM. JAKARTA - Wakil Ketua Komisi Banding PSSI Mahfudin Nigara menegaskan, jangan sampai ada yang menyeberang, sebab pasti akan dikenai sanksi oleh PSSI.
"Kalau ada yang sampai nyebrang, sudah pasti akan kita jatuhkan sanksi," ungkap Mahfudin Nigara dalam diskusi sepakbola nasional "Suspend FIFA untuk PSSI, Bagaimana Solusinya?", Sabtu (27/6) malam lalu di kediaman Ketua Umum Asosiasi Pelatih Sepakbola Indonesia (APSI), Gatot Hariyo Sutedjo.
Diskusi dihadiri puluhan mantan pemain nasional dari berbagai generasi yang mayoritas adalah anggota APSI. Diskusi diselenggarakan sejak sebelum buka bersama, dilanjutkan setelah shallat tarawih, dan tuntas pukul 21.50 WIB.
Disamping Mahfudin Nigara, turut pula memberikan pencerahan mantan Ketua Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI), Haryo Yuniarto, yang kini duduk di Komite Etik PSSI.
Diskusi ini juga dihadiri mantan manajer Timnas Indonesia, Andrie Amin, dan agen pemain dari Ligina Sportindo, Eddy Syahputra.
Terkait dibekukannya PSSI oleh Kantor Menpora, disusul dengan pembentukan Tim Transisi, yang langsung diganjar dengan sanksi FIFA, persepakbolaan nasional seperti mati suri.
Sejumlah klub sudah membubarkan diri, walau sebagian besar masih bertahan. Namun, klub-klub sudah kesulitan membayar kontrak pemain, pelatih dan perangkat tim lainnya.
Mantan-mantan pemain nasional yang menjadi ofisial di banyak klub mengeluhkan nasibnya yang tidak menentu, karena hilangnya mata pencaharian mereka akibat tidak adanya pemasukan klub.
KRONOLOGIS HERKIS
Mahfudin Nigara, yang sebelumnya berada di Komisi Disiplin, mengakui sangat menyadari kesulitan yang dihadapi mantan-mantan pemain nasional yang mayoritas sudah menjadi pelatih itu.
Kendati begitu, ia menekankan mereka untuk tidak tergiur tawaran bergabung dengan 'pihak sebelah', termasuk dengan membawa klubnya ikut dalam turnamen yang diadakan oleh Tim Transisi.
"Saya sangat berempati pada teman-teman semua, akan tetapi kita juga harus mentaati aturan main yang sudah ditetapkan dalam Statuta PSSI. Siapapun yang melakukan pelanggaran pasti akan dihukum. Oleh karena itu, jangan sampai menyeberang," tegas Nigara, wartawan olahraga senior dan komentator tinju di TvOne itu.
Pada diskusi ini sejumlah anggota APSI mengemukakan pendapatnya, diantaranya Marselly Tambayong, Herry Kiswanto, dan Bambang Nurdiansyah.
Herkis, sapaan mantan kapten timnas Herry Kiswanto, pada kesempatan itu secara terbuka menyampaikan kronologis dari kasus 'sepakbola gajah' antara PSIS Semarang dengan PSS Sleman yang mengakibatkan jatuhnya skorsing seumur hidup untuknya, pada 2014 silam.
Merespon keterangan Herkis, baik Mahfudin Nigara dan Haryo Yuniarto berpendapat bahwa 'case' ini bisa saja dibuka kembali dan Herkis pun bisa mengajukan hak Peninjauan Kembali (PK) atas hukuman berat yang dijatuhkan Komdis PSSI kepadanya.
PK bisa ditujukan kepada Ketua Umum PSSI La Nyalla MM.
Sementara itu, Bambang Nurdiansyah mempertanyakan tindak-lanjut dari diskusi sepakbola nasional yang digagas oleh Ketua Umum APSI Gatot Hariyo Sutedjo itu.
"Menurut saya, kalau perlu rumusan diskusi ini kita sampaikan pada Presiden Joko Widodo," ujar mantan bintang klub Pelita Jaya tersebut. tb