Thiago Silva Bikin Rekan-rekannya di Timnas Brasil tak Suka pada Dirinya
Sungguh malang nasib tim nasional Brasil di ajang Copa America 2015
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, SANTIAGO - Sungguh malang nasib tim nasional Brasil di ajang Copa America 2015.
Ketika skuat Selecao tidak lagi bertabur bintang seperti dahulu, para pemain harapan masa kini mereka justru menjadi pembawa petaka.
Brasil mengawali perjalanan Copa America 2015 dengan penampilan yang meragukan setelah hanya menang 2-1 atas Peru dan Venezuela, lalu kalah dari Kolombia di babak penyisihan Grup C.
Meski lolos sebagai juara grup, hasil itu tidak cukup baik bagi tim arahan Carlos Dunga tersebut.
Brasil saat ini hanya diperkuat beberapa pemain 'kelas satu' di antaranya Neymar dan Thiago Silva.
Namun, kedua pemain tersebut justru menjadi kambing hitam atas tersingkirnya Selecao di babak perempat final, setelah kalah dari Paraguay.
Tidak berkembangnya penampilan Brasil di fase grup sedikit banyak dipengaruhi oleh kelakuan Neymar pada matchday ke-2, saat menghadapi Kolombia.
Bintang Barcelona itu mendapat hukuman bertanding empat pertandingan dari Federasi Sepak Bola Amerika Selatan, Conmebol.
Neymar tampak frustrasi karena tidak mampu mencetak gol penyeimbang bagi Brasil dan merasa sering dirugikan wasit.
Pemain berusia 24 tahun itu secara sengaja menendang bola ke arah pemain Kolombia, Pablo Armero, setelah laga berakhir yang membuatnya dihadiahi kartu merah. Hal konyol tersebut membuat perjalanannya di Copa America 2015 berakhir lebih cepat.
Setelah Neymar, giliran Silva yang menjadi kambing hitam kekalahan Brasil dari Paraguay. Pemain Paris Saint-Germain itu melakukan hand ball konyol yang membuat Los Guaranies mendapat hadiah penalti dan berakhir dengan gol.
Paraguay akhirnya lolos ke babak semifinal setelah menang 4-3 atas Brasil melalui drama adu penalti. Hasil tersebut menjadi ulangaan Copa America 2011.
Para pemain Brasil pun secara terang-terangan menyalahkan Silva atas kesalahannya itu. Pemain berusia 30 tahun itu pun dikerubungi oleh rekan-rekannya yang mempertanyakan tindakannya.