Tim Legenda FASS Menikmati Keindahan Portugal
Selama tiga hari tinggal di Estoril Eden, Lisbon, anak asuh M Danurwindo ini merasa suasananya tidak jauh berbeda dengan pantai di Pelabuhan Ratu.
Penulis: Syahrul Munir
Editor: Dewi Pratiwi
Laporan Wartawan Harian Super Ball, SYAHRUL MUNIR dari LISBON, PORTUGAL
TRIBUNNEWS.COM - Suara gemuruh ombak di Pantai Rata Beach, Estoril, Lisbon ini, dirasakan sebagian besar pemain Legenda Football Acedemy Soccer School (Legenda FASS) Indonesia belum mewakili Portugal.
Mereka masih belum 'sadar' berada di kota kelahiran bintang legendaris Luis Figo, yang sempat memperkuat Real Madrid.
Selama tiga hari tinggal di Estoril Eden, Lisbon, anak asuh M Danurwindo ini merasa suasananya tidak jauh berbeda dengan pantai di Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat. Hanya saja, kondisi jalan dan transportasi moda kereta api yang membedakan dengan di Indonesia.
Hotel Estoril Eden, Lisbon ini, berada persis di bibir pantai Rata Beach, Lisbon. Untuk sampai di Hotel berbintang empat ini, rombongan yang dipimpin Mariful Yaqin Hidayat, head of delegation Indonesia harus menempuh perjalanan selama kurang lebih 1 jam dari Bandara Internasional Lisbon, Portugal.
"Nggak seperti lagi di Portugal. Hanya lihat laut saja," ujar Striker Legenda FASS Indonesia, Ferry Indiarto, kepada Harian Super Ball, Rabu (1/7).
Sekitar 100 meter dari hotel, terdapat stasiun kereta api Monte Estorio, yang setia mengantarkan rombongan beraktivitas mulai dari berangkat ke lokasi pertandingan hingga urusan makan siang.
Panitia penyelenggara bekerja sama dengan Universitas setempat, yakni Salesianos do Estoril, capos De Farias untuk makan siang (lunch). Lokasi makan siang seluruh peserta diarahkan ke kampus.
Untuk sampai kampus, tim Legenda FASS Indonesia cukup naik kereta dari stasiun Monte Estorio, hanya satu stasiun ke Carcavelos, persis di seberang kampus.
Begitu menghadiri acara Pembukaan Iber Cup 2015 di Cascais, pemain baru merasakan ketakjuban keindahan Portugal dengan bangunan tua yang artistekturnya mirip dengan kota tua di Jakarta.
Dari Stasiun Cascais menuju lokasi, Cascais Hippodrome, ditempuh dengan jalan kaki yang melintasi bangunan bersejarah dan juga pelabuhan. Belasan kapal yang parkir mempercantik keindangan laut yang membentang yang dipinggirnya terdapat museum.
"Ini baru berasa di Portugal, negara maju sepak bolanya. Kalau kemarin mah sama saja dengan di Indonesia," ujar Kapten Legenda FASS Indonesia Firdaus Aprilian.
Berbicara soal moda transportasi, di Kota Estoril, Lisbon, memang memanjakan para penggunanya dan juga tamu yang datang. Transportasi kereta api 'menyapa' sudut kota mulai kawasan bisnis dan wisata. Sehingga tidak perlu lagi repot berjalan kaki untuk menuju ke tempat itu.
Kereta api di sini lebih nyaman walaupun secara tampak luar (bodi) kereta lusuh, jauh lebih kinclong Commuterline di Jakarta. Tapi, begitu masuk ke dalam gerbong sama sekali tidak terdengar suara gemuruh dan juga guncangan selama perjalanan.
Entah karena perbedaan lintasan kereta yang lebih lebar dari Jakarta atau karena faktor yang lain. Yang pasti, penumpang kereta di Lisbon seperti sedang berada di dalam sedan mewah.
Suasana di stasiun pun relatif lebih tenang. Tidak ada bising yang berasal dari pengeras suara memberitahukan kepada penumpangnya seperti di Jakarta.
Baca Juga di HARIAN SUPER BALL, Kamis (2/7/2015)