Menu Makan Peserta Iber Cup 2015 Tanpa Gorengan
Tak ada satu pun menu yang diolah dengan cara digoreng. Semua makan diolah dengan rebus dan panggang (bakar).
Penulis: Syahrul Munir
Editor: Dewi Pratiwi
Laporan Wartawan Harian Super Ball, SYAHRUL MUNIR dari LISBON, PORTUGAL
TRIBUNNEWS.COM,PORTUGAL - Perbincangan menu makanan di Lisabon, Portugal, menjadi salah satu topik yang dibahas di terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta saat menunggu pesawat Turki Airlines, yang mengantarkan rombongan Legenda Football Academy Soccer School (Legenda FASS) Indonesia tiba di lokasi Turnamen Iber Cup 2015, Estoril, Portugal.
Penasihat Teknik Legenda FASS Indonesia, M Danurwindo dan dua pelatih, Robby Darwis dan Warta Kusuma, sedikit khawatir jika menu makan selama berlangsung pertandingan tidak tersedia nasi. Maklum saja, nasi menjadi menu wajib anak-anak.
Strategi membawa 'bekel' Abon sapi, rendang daging, teri, dan kecap manis pun tidak ketinggalan sebagai tradisi pemain yang melakoni laga Internasional. Ini sebagai pemancing nafsu makan pemain. Mengingat makanan Eropa identik dengan roti, pasta, dan omelet.
Betul saja, dalam perjalanan di pesawat sepanjang 17 jam perjalanan yang sempat transit di Bandara Internasional Turki menuju Bandara Internasional Lisabon itu, disambut menu makanan asing. Mulai roti, pasta dan omelet. Menu ini yang menyapa perut sepanjang perjalanan. Akibatnya salah satu dari 18 pemain Legenda FASS Indonesia mengalami diare.
Beruntung, begitu sesi makan malam tiba apa yang dikhawatirkan hanya bayang-bayang ketakutan semata. Menu makan yang tersaji di dapur terdapat nasi. Sudah bisa ditebak, anak-anak langsung menyerbu nasi dan menyantapnya dengan lahap.
Persoalan di meja makan belum selesai. Muncul persoalan baru, yakni kebiasaan buruk anak-anak meninggalkan bekas makannya di atas meja.
Meski sudah diingatkan pelatih untuk mengantarkan sendiri piring dan gelas bekas makannya ke rak kotor, tetap saja membandel. Hingga petugas keamanan kantin menegur anak-anak lantaran meninggalkan bekas makan di atas meja.
Pengaturan makan seluruh peserta begitu efektif. Semuanya di atur satu pintu, mulai masuk ke ruangan makan sampai ke luar pintu.
Meski sudah berkali-kali datang, petugas penjaga ruang makan tetap menanyakan ke ketua rombongan, klub mana dan berapa jumlah pesertanya.
Terdapat dua jalur antrean makan bagi peserta. Bentuknya mirip dengan restoran modern siap saji yang semuanya melayani sendiri.
Mulai dari mengambil alas makan dari kayu beserta piring, sendok-garpu-pisau yang dibungkus kertas putih. Pelayan hanya memberikan lauk, ikan, dan ayam.
Satu hal yang patut ditiru. Tak ada satu pun menu yang diolah dengan cara digoreng. Semua makan diolah dengan rebus dan panggang (bakar).
"Mungkin ini sudah standar atlit ya. Namanya juga Portugal, negara yang sepak bolanya sudah maju," ujar Robby Darwis, Pelatih Legenda FASS Indonesia.