Sukardi: Menpora Jangan Banci
Sukardi berujar, Menpora sebagai kepanjangan tangan dari pemerintah harus memiliki itikad baik untuk benar-benar memperbaiki sepak bola.
Penulis: Sigit Nugroho
Editor: Dewi Pratiwi
Laporan Wartawan Harian Super Ball, Sigit Nugroho
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Asisten pelatih Mitra Kukar, Sukardi meminta kepada Menpora jangan bersikap seperti banci dalam menyelesaikan konflik dengan PSSI.
"Menpora selalu mengeluarkan pernyataan mau membenahi sepak bola kita dan tidak menghalang-halangi kompetisi. Tetapi kenyataannya, kompetisi terpaksa dihentikan karena tidak ada izin bertanding. Menpora jangan seperti banci. Seharusnya beliau punya ketegasan dalam bertindak dan mengeluarkan kebijakan," kata Sukardi kepada Harian Super Ball, Jumat (3/7/2015).
Namun kenyataannya Menpora tidak pernah mau bertemu dengan Ketua Umum PSSI, La Nyalla Mattaliti.
"Kenapa harus menghindar seperti itu, kalau memang mau membenahi sepak bola, semestinya perlu dilakukan pembicaraan agar bisa mencapai kata perdamaian. Nasib sepak bola di Tanah Air tergantung islah kedua pihak itu," ucap Sukardi.
Sukardi berujar, Menpora sebagai kepanjangan tangan dari pemerintah harus memiliki itikad baik untuk benar-benar memperbaiki sepak bola.
"Saya tidak membela PSSI atau Menpora, tetapi saya hanya membela nasib sepak bola nasional. Yang kami butuhkan adalah pertandingan bukan konflik. Jika Menpora mensinyalir ada kebobrokan di PSSI sebaiknya koordinasi saja dengan polisi untuk menangkap oknum. Jangan cuma ngomong aja ada kebobrokan tapi gak bisa dibuktikan," ujar Sukardi.
Sikap yang tidak tegas dari Menpora, terang Sukardi, membuat kondisi sepak bola nasional mengambang akibatnya para pelaku sepak bola di Tanah Air tidak terlunta-lunta seperti ini. Bahkan manajemen Mitra Kukar pun belum bisa menentukan sikap untuk ikut turnamen yang digelar Tim Transisi atau tidak.
"Sejauh ini manajemen belum memberitahukan kepada saya untuk menyiapkan tim. Seluruh pemain pun sudah dipulangkan. Jadi akan sulit bagi kami untuk memanggil lagi. Manajemen membutuhkan dana tidak sedikit untuk menyiapkan tim," tutur Sukardi.
Sukardi menambahkan, manajemen Mitra Kukar akan berpikir ulang untuk menyiapkan tim guna ikut turnamen yang akan digelar Tim Transisi. Pasalnya turnamen itu tidak ada garansi ke jenjang turnamen internasional seperti AFC Cup.
"Sepertinya manajemen lebih tertarik untuk bertanding di Liga Super Indonesia (LSI) musim depan, karena laga itu diakui oleh AFC Cup dan FIFA. Dan bisa berpotensi ke AFC Cup. Jadi tim bisa lebih berprestasi ke depannya," tambah Sukardi.
Sukardi juga berharap pihak terkait agar tidak mempolitisir konflik sepak bola nasional yang hingga saat ini belum kunjung selesai.
"Janganlah mempolitisir konflik sepak bola kita untuk kepentingan tertentu. Tetapi lihat nasib para pemain dan tim pelatih yang menganggur akibat dari konflik berkepanjangan ini. Yang kami butuhkan cuma bisa bertanding di kompetisi resmi dengan jenjang pertandingan yang jelas seperti AFC Cup," jelas Sukardi.
Menurut Sukardi, Menpora Imam Nahrawi tidak tepat mengundang mantan Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin untuk membicarakan konflik sepak bola kita.
"Jadi terasa aneh memang, kalau yang diundang justru Ketua Umum PSSI era lama. Seharusnya yang diundang adalah Ketua Umum PSSI yang menjabat sekarang," papar Sukardi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.