Persibo Kecewa Gagal Ikut Piala Kemerdekaan
Batalnya Persibo ikut Piala Kemerdekaan tersebut, maka Tim Transisi dinilai tidak memiliki itikad baik untuk memperbaiki sepak bola.
Penulis: Sigit Nugroho
Editor: Dewi Pratiwi
Laporan Wartawan Harian Super Ball, Sigit Nugroho
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Manajemen Persibo Bojonegoro kecewa karena gagal ikut serta dalam turnamen piala Kemerdekaan yang akan digelar Tim Transisi bentukan Menpora.
Manajer Persibo Bojonegoro, Nur Yahya mengatakan, dengan batalnya keikutsertaan mereka di Piala Kemerdekaan tersebut, maka Tim Transisi tidak memiliki itikad baik untuk memperbaiki sepak bola di Tanah Air.
"Awalnya kami menaruh harapan terhadap Tim Transisi untuk bisa memberikan kesempatan Persibo untuk kembali bertanding bersama tim-tim lain. Tetapi kenyataannya, Tim Transisi tidak jauh berbeda dengan PSSI yang mencoret keanggotaan kami. Tim Transisi tidak meloloskan kami dalam Piala Kemerdekaan dengan alasan, keanggotaan kami di PSSI masih bermasalah," kata Yahya kepada Harian Super Ball, Rabu (8/7/2015).
Yahya menerangkan, kabar 'dicoretnya' nama Persibo setelah Tim Transisi memberikan konfirmasi.
"Sebelum digelar workshop di Menpora, Tim Transisi memberitahukan kepada saya via telpon dan mengatakan, Persibo tidak bisa ikut di turnamen Piala Kemerdekaan. Kami kecewa, karena sebelumnya Tim Transisi sudah memberikan harapan, namun endingnya begini," terang Yahya.
Padahal manajemen Persibo sudah menyiapkan tim termasuk syarat administrasi mulai dari SIUPP, NPWP, dan legalitas perusahaan.
"Kami sudah menyiapkan tim pada awal Juni. Rencananya tim akan dilatih oleh Gusnul Yakin. Sedangkan pemain berasal dari divisi utama dan Liga Super Indonesia. Tetapi setelah dapat kabar ditolak oleh Tim Transisi, kami langsung membubarkan tim dengan memulangkan pemain dan pelatih," ujar Yahya.
Yahya mengucapkan, persiapan timnya yang lumayan baik diyakini akan siap menjalani Piala Kemerdekaan.
"Jika turnamen digelar pada 24 Juli, tidak masalah, karena kami sudah menyiapkan tim jauh-jauh hari. Tetapi semuanya berantakan," ucap Yahya.
Yahya menilai Tim Transisi tidak bisa memberikan keadilan bagi klub yang hak-haknya dirampas oleh PSSI seperti Persibo.
"Janji Tim Transisi melakukan perubahan hanya isapan jempol saja. Persibo yang berusaha mencari keadilan tidak diberikan kesempatan sedikitpun untuk ikut turnamen itu. Padahal sebelumnya Tim Transisi memberikan harapan kepada semua klub untuk ikut serta, tetapi mereka masih mempermasalahkan soal status kami di PSSI," tutur Yahya.
Dengan demikian, Yahya pesimis keinginan pemutihan status Persibo di PSSI bisa mudah diperoleh kembali.Padahal sebelumnya Tim Transisi berjanji membantu mewujudkan keinginan Persibo tersebut.
" Saya pikir keadilan akan datang dengan dibentuknya Tim Transisi. Namun kami jadi tidak terlalu yakin dengan kredibilitas Tim Transisi. Bagi kami kondisi ini sama saja seperti saat kami dicoret keanggotaan dari PSSI," terang Yahya.