Ibrahim Afellay Coba Peruntungan di Stoke City
Afellay, menurut Scholes, sangat antusias. Keinginannya bermain bersama tim besutan Mark Hughes begitu besar.
Penulis: Willem Jonata
Editor: Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM - Sosok Ibrahim Afellay pernah digadang-gadang bakal menjadi pemain bintang. Status transfer dari PSV Eindhoven ke Barcelona, membuka jalan tersebut.
Sayang, ia gagal bersaing di Estadio Camp Nou, yang membuatnya harus terbang ke sana kemari dengan status pemain pinjaman.
Setelah berkostum Schalke dan musim lalu bersama Olympiakos, kali ini Afellay memutuskan untuk benar-benar berpindah kostum. Tujuan berikutnya adalah Stoke City. Selain nama besar Premier League, Afellay memilih The Potters karena alasan adaptasi.
Maklum, di klub tersebut ada sederet mantan rekan setimnya di Barcelona. Walhasil, di tempat barunya nanti, Afellay dinilai bisa mengeluarkan kreativitas, kecepatan, dan kemampuan mencetak gol.
Stoke City mendapatkan pemain 29 tahun itu secara gratis. Afellay merupakan pemain Barcelona keempat yang berada dalam skuat Stoke City. Sebelumnya sudah ada Bojan Krkic, Marc Muniesa, dan Moha Ouriachi, yang sudah lebih dulu bergabung bersama klub tersebut.
Dengan adanya Bojan, Muniesa dan Moha kemungkinan memudahkan Afellay beradaptasi terhadap lingkungan barunya. Mereka sudah saling mengenal karena pernah sama-sama bermain di Barcelona. Pimpinan eksekutif klub, Tony Scholes, seperti dikutip Sky Sport, sama sekali tak meragukan Afellay akan merasa nyaman.
Tanpa menunggu lama, Afellay pekan ini dikabarkan bergabung bersama rekan setimnya. Ia akan mengikuti rangkaian latihan pramusim di Evian, Prancis untuk jalani debutnya bersama Stoke di ajang Piala Colonia, yang berlangsung di Jerman.
Afellay, menurut Scholes, sangat antusias. Keinginannya bermain bersama tim besutan Mark Hughes begitu besar. Termasuk terlibat dalam persiapan menghadapi Liga Premier Inggris musim depan.
Afellay dikenal sebagai pemain sayap. Pernah juga ditempatkan sebagai striker dengan formasi 4-3-3 ketiga berseragam Barcelona. Gerakannya eksplosif menusuk ke jantung pertahanan lawan. Tak jarang ia mengandalkan kecepatannya untuk membuka peluang dan menciptakan gol.
Ia mengawali karier profesionalnya bersama PSV Eindhoven tahun 2004. Selama tujuh musim ia memperkuat klub tersebut. Kepiawaiannya sebagai sayap membuatnya dipanggil memperkuat timnas Belanda. Di tahun 2012, Barcelona merekrutnya.
Sayangnya, penampilannya kurang bersinar meskipun Barcelona meraih gelar juara Liga Champions. Ia berkutat dengan cedera.
“Sejumlah klub tertarik padanya. Kami sangat senang memilih bergabung bersama kami. Dia memang sangat tertarik bermain di Liga Premier Inggris,” tegas Scholes.