Yan Pieter Ayorbaba: Menpora Ingin Kuasai PSSI
Ayorbaba menjelaskan, Menpora bisa saja mendukung kompetisi, dengan diberikan kewenangan untuk menggelar turnamen pra musim.
Penulis: Sigit Nugroho
Editor: Dewi Pratiwi
Laporan Wartawan Harian Super Ball, Sigit Nugroho
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Kompetisi Liga Super Indonesia (LSI) 2015/2016 belum dipastikan bisa digelar sesuai jadwal dari PT Liga Indonesia (PT LI) selaku operator, karena hingga kini izin dari kepolisian belum kunjung didapat.
Masalah itu membuat PT LI belum bisa memastikan kompetisi itu akan bergulir atau tidak. Sebelumnya PT LI bertemu dengan seluruh klub peserta LSI pada Rabu (13/8/2015). Hasilnya PT LI berencana memanggil klub-klub tersebut pada akhir Agustus.
Menanggapi itu Manajer Perseru Serui, Yan Pieter Ayorbaba merasa prihatin.
"Belum didapatkannya izin dari kepolisian menunjukan Menpora selaku pemerintah belum punya niat baik untuk berdamai dengan PSSI. Perseteruan masih saja berlangsung. Sepertinya Menpora benar-benar ingin mengambil alih kepengurusan PSSI," kata Ayorbaba kepada Harian Super Ball.
Ayorbaba menerangkan, yang dibutuhkan oleh seluruh klub adalah kepastian soal izin dari polisi.
"Kalau keadaannya seperti ini, kami tidak berani melakukan persiapan apa-apa. Kami khawatir persiapan akan sia-sia jika ternyata kompetisi tidak bisa bergulir lagi seperti musim lalu. Jangan sampai itu terjadi lagi, karena kami tim Papua sudah kecewa," terang Ayorbaba.
Ayorbaba berujar, seharusnya kompetisi digelar jika izin bertanding dari polisi sudah diperoleh.
"Jika PSSI atau PT LI sudah dapat izin, baru bicara kompetisi. Kalau begini, siapa yang bisa memberikan garansi. Jangan sampai kami lagi yang dirugikan," ujar Ayorbaba.
Ayorbaba menjelaskan, Menpora bisa saja mendukung kompetisi, dengan diberikan kewenangan untuk menggelar turnamen pra musim.
"Bisa saja dilakukan barter. Menpora yang menggelar pra musim dan PT LI yang menggelar kompetisi LSI. Kalau begini kan adil," ucap Ayorbaba.
Konflik sepak bola nasional yang belum menunjukan tanda-tanda berakhir membuat manajemen Perseru tidak berani melakukan persiapan apa-apa terhadap timnya.
"Sebelum berencana menggelar kompetisi, sebaiknya selesaikan dulu konflik ini. Cabut dulu SK Pembekuan dari Menpora dan sanksi FIFA. Jadi sikap kami adalah menunggu semuanya clear. Keadaan yang belum kondusif membuat kami ragu-ragu melakukan persiapan tim," tutur Ayorbaba.
Ayorbaba menambahkan, pihaknya sudah kecewa dengan dihentikannya kompetisi ditambah dengan Persipura yang dicoret dari AFC Cup 2015.
"Tim-tim Ppapua kecewa dengan semuanya. Padahal sepak bola menjadi hal penting di masyarakat papua. Oleh karenanya, permintaan kami adalah selesaikan dulu konflik agar ada kepastian kompetisi LSI bisa digelar. Kami butuh kepastian," papar Ayorbaba.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.