Choirul Huda Setia dengan Perseru Serui
Choirul menerangkan, dirinya memprioritaskan Perseru, karena tim berjuluk Cendrawasih Jingga itu telah membesarkan namanya sebagai juru taktik.
Penulis: Sigit Nugroho
Editor: Dewi Pratiwi
Laporan Wartawan Harian Super Ball, Sigit Nugroho
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Asisten pelatih Perseru Serui, Choirul Huda mengaku, setia dengan timnya. Dia tidak tertarik untuk pindah ke klub lain, meski timnya tidak ikut turnamen Piala Presiden 2015 yang digelar Mahaka Sports and Entertainment.
"Sebenarnya saya sempat ditawari untuk melatih usia dini di Pengcab PSSI di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Tetapi saya tolak, karena saya tidak bisa meninggalkan Perseru. Saya tetap setia menunggu Perseru ikut kompetisi musim depan," kata Choirul kepada Harian Super Ball.
Choirul menerangkan, dirinya memprioritaskan Perseru, karena tim berjuluk Cendrawasih Jingga itu telah membesarkan namanya sebagai juru taktik.
"Selain itu, Perseru selalu menjaga nilai-nilai kekeluargaan. Bahkan sekolah kepelatihan saya dibiayai oleh manajemen Perseru. Jadi sulit untuk meninggalkan Perseru. Bagi saya perseru menjadi prioritas utama di sepakbola saat ini," terang Choirul.
Choirul enggan menerima tawaran dari klub-klub yang ikut di Piala Presiden atau Piala Kemerdekaan yang digagas oleh Tim Transisi bentukan Menpora.
"Turnamen itu sifatnya hanya sementara. Untuk jangka panjang tetap ada di kompetisi Liga Super Indonesia (LSI) yang bisa memberikan garansi ke jenjang selanjutnya seperti ke AFC Cup. Saya ingin sekali membawa tim ini ke kancah internasional," jelas Choirul.
Choirul yang menjadi asisten pelatih di Perseru sejak 2011 itu akan sabar menanti 'perintah' dari manajemen untuk menyiapkan tim.
"Minggu lalu, manajemen sempat meminta saya untuk bersiap-siap menyiapkan tim untuk kompetisi Liga Super Indonesia (LSI). Tetapi karena belum ada kepastian kompetisi, sepertinya manajemen belum memberikan kabar lanjutan. Saya menunggu saja," ujar Choirul.
Choirul berucap, belum ada kabarnya memulai latihan, karena manajemen tidak ingin persiapan tim sia-sia gara-gara izin bertanding dari polisi belum didapat.
"Kami trauma kompetisi musim lalu dihentikan karena tidak ada izin bertanding. Manajemen tidak ingin itu kembali terjadi. Oleh karenanya, manajemen Perseru menunggu PSSI dan PT Liga Indonesia benar-benar mendapatkan izin dari kepolisian. Kalau surat izin itu sudah ada, kami akan total melakukan persiapan," ucap Choirul.
Untuk mengisi waktu kosong, Choirul sedang aktif melatih di SSB Kaki Mas di Jalan Semeru Selatan, Kecamatan Dampit, Malang, Jawa Timur. Mantan pelatih Persiwa Wamena U-21 itu juga berbisnis menjual perlengkapan sepak bola mulai dari kostum, bola, sepatu, dan lain-lain.
"Saya sering mengirimkan pesanan perlengkapan sepak bola dari pemain-pemain, SSB, atau akademi sepak bola di Serui atau Papua. Perlengkapan sepak bola itu saya ambil dari distributor di Malang. Ya saya hanya membantu teman atau relasi saya di Serui atau Papua saja," tutur Choirul.
Meski tidak besar penghasilan dari dua hal tadi, namun Choirul merasa lumayan untuk menutupi kebutuhan keluarganya.
"Di saat kompetisi vakum seperti ini, saya harus tetap mencari penghasilan lain. Untungnya saya punya banyak relasi, sehingga bisa dijadikan penghasilan alternatif. Yang terpenting pekerjaan sampingan ini tetap berhubungan dengan sepak bola," tutur Choirul.