Dito Arif: Tim Transisi Harus Dirombak
Dito pun menganggap Tim Transisi tidak konsisten terhadap kebijakannya sendiri. Ini membahayakan niatan Menpora untuk membenahi sepak bola nasional.
Penulis: Sigit Nugroho
Editor: Dewi Pratiwi
Laporan Wartawan Harian Super Ball, Sigit Nugroho
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - CEO Persema Malang, Dito Arif mengkritik kinerja Tim Transisi bentukan Menpora. Menurut Dito tim yang diketuai oleh Bibit Samad Rianto itu tidak maksimal, sehingga mengecewakan banyak pihak.
“Nama kami dari kepesertaan Piala Kemerdekaan dicoret oleh Tim Transisi. Padahal BOPI sudah memasukan nama Persema, Persibo Bojonegoro, dan Arema Indonesia,” kata Dito kepada Harian Super Ball.
Menurut Dito, alasan ketiga tim itu dicoret, untuk menjaga netralitas, karena status mereka di keanggotaan di PSSI bermasalah.
Ketiga tim itu dicoret dari keanggotaan PSSI lantaran ikut serta dalam kompetisi Liga Prima Indonesia (LPI) pada pertengahan 2010. Sebelumnya mereka main di Liga Super Indonesia (LSI).
“Pencoretan kami katanya agar tidak muncul pro kontra dan mengganggu jalannya turnamen Piala Kemerdekaan. Alasan lain adalah kuota untuk Piala Kemerdekaan sudah penuh. Menurut saya ini tidak konsisten, karena sebelumnya kami dijanjikan dimasukan dalam turnamen itu. Kami juga sudah menyiapkan segala dokumen Persema mulai dari legalitas dan lain sebagainya,” ujar Dito.
Dito pun menganggap Tim Transisi tidak konsisten terhadap kebijakannya sendiri. Ini membahayakan niatan Menpora untuk membenahi sepak bola nasional.
Padahal ada kabar setelah Piala Kemerdekaan, Tim Transisi akan menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI untuk merombak seluruh pengurus federasi resmi di Indonesia itu.
“Saya melihat kinerja Tim Transisi lebih mengutamakan kepentingan sendiri, bukan kepentingan sepak bola nasional. Hasil kerja di Piala Kemerdekaan saja tidak jelas. Turnamen itu berjalan tidak sesuai harapan. Turnamen berjalan berantakan. Kalau begini, bagaimana mungkin mereka bisa menjalankan KLB dengan baik. Jika ini dibiarkan justru akan menjadi boomerang bagi Menpora,” tutur Dito.
Oleh karena itu, Dito menyarankan Menpora melakukan perombakan terhadap seluruh anggota Tim Transisi.
“Lihat saja yang bekerja dari Tim Transisi hanya tiga orang saja, seperti Cheppy T. Wartono, Zuhairi Misrawi, dan Tommy Kurniawan saja. Padahal jumlah anggotanya kan ada belasan orang.Melihat keadaan seperti ini, saya jadi tidak yakin KLB baas berjalan sesuai dengan harapan semua orang,” jelas Dito.
Dito meminta Menpora merombak Tim Transisi dan menggantinya dengan orang-orang yang berkompeten.
“Pilih orang yang netral tetapi mengerti sepak bola serta memiliki link kepada anggota PSSI, FIFA, dan tidak ada kepentingan pribadi untuk menjadi anggota Tim Transisi,” terang Dito.
Dito yakin Menpora memiliki niatan yang baik untuk membenahi sepak bola di Tanah Air. Apalagi Presiden, Joko Widodo sudah memberika dukungan penuh, sehingga secara politis, Menpora sudah aman.
“Yang terpenting adalah orang-orang di sekelilingnya termasuk Tim Transisi. Kalau Tim Transisi-nya sulit dipercaya, bagaiaman mungkin bias memperbaiki apalagi menggelar KLB yang sesuai keinginan masyarakat,” papar Dito.