Kantor PSSI Sepi, La Nyalla dan Pengurus Jarang Berkantor
Sejak PSSI dibekukan oleh FIFA, tak ada aktivitas berarti di kantor pusat mereka. Bahkan, dalam sebulan dapat dihitung pengurus datang ke kantor.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan TEDP, Muslimah
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Agus Galih duduk terpekur di kursi, di balik meja resepsionis kantor PSSI, kompleks Stadion Gelora Bung Karno, Selasa (1/9/2015). Ruangan berukuran sekitar 13 meter x 5 meter itu hanya terdapat empat orang.
"Mereka bukan orang PSSI. Kurang tahu darimana. Hanya datang untuk duduk-duduk," ujar petugas keamanan PSSI yang sudah bekerja di sana sekitar tiga bulan terakhir.
Sejak Indonesia dibekukan oleh FIFA, kantor PSSI sepi. Ruangan di mana ia biasanya duduk-duduk menjadi terasa jauh lebih luas. Tugasnya tak lebih banyak menyangkut keamanan. Ia lebih sering memerhatikan piala yang terpajang di ruangan itu.
Yang paling menarik perhatian adalah piala saat Tim Nasional Indonesia keluar sebagai juara Piala AFF U-19 tahun 2013. Wujud bahwa sebenarnya sepak bola Indonesia dalam beberapa tahun terakhir dilanda konflik masih bisa menghasilkan prestasi.
Agus menuturkan, sejak sanksi untuk Indonesia dijatuhkan, suasana di kantor mengalami perubahan drastis. Jarang sekali ada pengurus yang datang. Entah itu pengurus PSSI pusat atau pengurus dari PSSI Provinsi yang biasanya datang untuk berkoordinasi.
Hal itu dikuatkan oleh petugas kebersihan PSSI, Deny Ramdani. Pria yang mengaku sudah bekerja cukup lama di induk sepak bola Indonesia itu merasakan betul perubahan yang terjadi.
Dahulu, menurut Agus, hampir setiap hari kantor selalu ramai. Ada saja kegiatan dan orang yang hilir-mudik. Sementara sekarang, dalam sebulan pengurus yang datang bisa dihitung dengan jari.
"Bahkan tidak mesti dalam seminggu ada satu pengurus yang datang. Pak Nyalla (Ketua Umum PSSI, La Nyalla Mattalitti) juga jarang ke sini," sambung Agus.
Deny tidak tahu persis berapa jumlah tepatnya karyawan PSSI. Berdasar pengamatan serta cerita rekan-rekannya, separuh karyawan PSSI dirumahkan karena memang tidak ada kegiatan.
"Kalau gaji masih lancar. Mudah-mudahan segera ada titik cerah untuk persepakbolaan nasional," harap dia.