Dick Advocaat Minta Maaf ke Fans Sunderland
"Ini masalah serius karena masalah mental itu sulit sekali untuk diubah," katanya
Penulis: Deny Budiman
Editor: Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM - Sekitar 1.200 pendukung Sunderland memborong hingga ludes jatah tiket kandang di Stadion Vitality saat laga melawan Bournemouth di Liga Primer Inggris akhir pekan lalu.
Para fan "The Black Cats" ini percaya, mereka akan memetik kemenangan pertama di musim ini dari tim promosi tersebut. Karena itulah mereka rela bepergian sejauh lebih dari 1000 kilometer untuk menyaksikan kemenangan tim kesayangannya.
Apa daya, yang terjadi justru sebaliknya. Sunderland ditekuk tuan rumah 0-2 hingga posisi mereka makin terbenam jadi juru kunci klasemen sementara Liga Primer Inggris.
Pelatih Sunderland, Dick Advocaat pun kehilangan kata-kata. Yang ada di benaknya kemudian hanyalah keinginan meminta maaf telah mengecewakan para fan.
"Kekalahan ini pasti sangat menyedihkan bagi para fan. Mereka sudah bersusah-payah membeli tiket, mungkin dengan mengambil jatah tabungan mereka.
Mungkin juga dengan sisa-sisa uang terakhir mereka. Sementara kita sudah dibayar mahal, tapi kita mengakhiri pertandingan dengan sangat mengecewakan. Kami semua harus meminta maaf kepada fan," ujar pelatih asal Belanda.
"Saya pribadi meminta maaf dengan tulus dari dasar hati. Dan saya berjanji, akan melakukan yang paling terbaik untuk tim ini, karena Sunderland adalah klub hebat dengan penggemar yang luar biasa. Saya ingin para pemain pun mengucapkan janji serupa," katanya lagi.
Nasib Sunderland serupa dengan tetangga mereka, Newcastle yang juga terbenam di dasar klasemen tanpa pernah memetik kemenangan. Tim dari timur laut Inggris ini terperosok di peringkat 19 dengan dua poin hasil dua kali seri, dan empat kali kalah.
Namun, menurut Advocaat, situasi Sunderland berbeda dengan Newcastle. "Saya tak ingin berbicara tentang Newcastle. Itu bukan urusan saya.
Namun, Anda patut ingat, mereka menghabiskan lebih dair 50 juta pound. Dan itu jelas berbeda sekali dengan kita, yang jauh lebih hemat," katanya berkilah.
Advocaat menengarai, salah satu masalah serius di timnya adalah mental pemain yang cenderung ingin bermain cantik untuk meraih kemenangan.
"Ini masalah serius karena masalah mental itu sulit sekali untuk diubah," katanya
Ia kemudian memuji aksi para pemain Bournemouth yang dinilainya lebih pragamtis.
"Kita terlalu ingin tampil cantik, sementara mereka bermain lebih tajam, dan efisien. Itulah sebenarnya yang benar-benar kita butuhkan. Kita harus berjuang lebih keras, lebih tajam, dan lebih menggigit lagi," kata Advocaat.