Jimmy Napitupulu Duga Ada Sesuatu di Balik Aksi WO Bonek FC
Jimmy menilai, ada sesuatu yang lebih besar dan sebagai pemicu. Kejadian itu merupakan akumulasi kekesalan klub itu
Editor: Dewi Pratiwi
TRIBUNNEWS.COM - Mantan wasit terbaik Indonesia, Jimmy Napitupulu, mengatakan, aksi walk out (WO) yang dilakukan Bonek FC di leg kedua babak perempat final final Piala Presiden kontra tuan rumah Sriwijaya FC, jangan ditanggapi secara sederhana.
Ia menilai, ada sesuatu yang lebih besar dan sebagai pemicu. Kejadian itu merupakan akumulasi kekesalan klub itu terhadap rangkaian persoalan yang belakangan ini mendera mereka.
Jimmy menerangkan, klub asal Surabaya itu harus dua kali mengubah nama sepanjang menjalani turnamen Piala Presiden.
Belakangan, mereka juga dipaksa mengubah logo. Penggunaan nama Persebaya Surabaya pun dilarang Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI), karena berdasarkan keputusan Kemenkumham menjadi hak Persebaya 1927.
Persebaya akhirnya berubah menjadi Surabaya United dan terakhir, Bonek FC.
Jimmy meminta komisi disiplin yang akan menangani kasus ini harus bisa mengungkap persoalan mendasar yang membuat Bonek FC memilih balik badan meninggalkan lapangan.
Padahal, saat itu mereka dalam posisi unggul 1-0 dan waktu pertandingan pun masih panjang
. "Saya curiga pasti ini ada sesuatu yang melatarbelakangi keputusan itu. Komisi disiplin harus bisa mengejar itu," ujar Jimmy kepada Harian Super Ball, kemarin.
Menurut Jimmy, kecurigaannya itu merujuk pada posisi Bonek FC yang sudah unggul 0-1 dan waktu bertanding masih sekitar 80 menit.
Ia tak percaya, dalam situasi seperti itu klub profesional mengambil langkah keluar lapangan hanya karena alasan kinerja wasit berat sebelah.
"Kecuali kalau posisinya pertandingan di menit terakhir terus posisi kalah, ini masuk akal. Ini posisinya menang dan waktu pertandingan masih panjang. Ada apa?" ujarnya.
Soal aturan baru di babak semifinal Piala Presiden dengan ancaman denda Rp 1 miliar bagi tim yang WO dan wasit yang main mata, anggota komite wasit PSSI itu menyatakan mendukung penuh kebijakan itu.
Namun, kata dia, dalam regulasi FIFA mekanisme ini tidak dibenarkan jika diterapkan dalam kompetisi. Klub hanya memiliki hak menolak untuk tidak dipimpin oleh wasit yang telah ditunjuk komite, akan tetapi tidak bisa mengusulkan nama.
Baca Selengkapnya HANYA DI HARIAN SUPER BALL, KAMIS (01/10/2015)