Bob Hippy Ingin Menpora Buka Bobrok Sepak Bola Indonesia saat Bertemu Delegasi FIFA
Bob mengatakan, satu dari tiga anggota delegasi, yakni HRH Prince Abdullah (FIFA) adalah orang yang paham situasi sepak bola Indonesia
Editor: Dewi Pratiwi
TRIBUNNEWS.COM - Menpora Imam Nahrawi harus berani membuka borok di sepak bola Indonesia saat bertemu delegasi FIFA-AFC.
Desakan ini disampaikan mantan Anggota Komite Eksekutif PSSI, Bob Hippy. Ia berharap, Menpora Imam Nahrawi bersikap tegas saat bertemu delegasi FIFA itu.
DESAKAN ini disampaikan mantan Anggota Komite Eksekutif PSSI, Bob Hippy. Ia berharap, Menpora Imam Nahrawi bersikap tegas saat bertemu delegasi FIFA itu.
Baca Juga: Peran Juan Mata di Gol Kemenangan Manchester United atas Wolfsburg
Menurut Bob, Menpora bisa memulai laporannya dari dualisme liga tahun 2012 hingga kasus pembangkangan PSSI yang mengabaikan larangan BOPI terkait dua klub, Persebaya Surabaya dan Arema Cronus Indonesia, yang tidak mendapatkan rekomendasi pada kompetisi LSI 2015. Menpora dan Tim Transisi, kata dia, juga harus meyakinkan kepada delegasi FIFA-AFC itu bahwa yang memimpin PSSI dari dulu sampai sekarang tidak berubah.
"Pemerintah atau Tim Transisi harus menceritakan dari dualisme dulu, yang nantinya delegasi itu tahu kalau dari dulu sampai sekarang kok yang memimpin itu-itu aja," ujar Bob kepada Harian Super Ball, Kamis (1/10).
Bob mengatakan, satu dari tiga anggota delegasi, yakni HRH Prince Abdullah (FIFA) adalah orang yang paham situasi sepak bola Indonesia.
Dia juga pernah menyelidiki kasus PSSI tahun 2008 saat PSSI dipimpin ketuanya dari dalam penjara.
"Waktu itu, Prince Abdullah juga sudah tahu soal itu. Dan ini kan bukan hanya PSSI, tapi FIFA juga terlibat karena tidak menegur pelanggaran yang dilakukan PSSI," ujarnya.
Pemerintah, lanjut Bob, harus menyampaikan niat luhurnya untuk membersihkan kepengurusan dalam federasi dengan mendudukkan orang-orang baru.
Sikap ini harus disampaikan secara terbuka sehingga mereka nanti yang akan mencarikan solusinya. "Tim Transisi juga perlu menyampaikan rencana membentuk PSSI baru sehingga tidak dikuasai orang-orang lama," ujarnya.
Menpora sendiri menargetkan persoalan persepakbolaan nasional bisa selesai pada Maret 2016.
"Mengenai sepak bola, langkah pemerintah akan menyambut baik kedatangan utusan FIFA. Di situ kami akan menyampaikan semua masalah dan kondisi sepak bola Indonesia. Insya Allah, nanti Maret 2016, persoalan sepak bola kita selesai," ujarnya.
Tidak hanya persoalan sepak bola, Menpora juga menjanjikan adanya penyelesaian persoalan pada beberapa organisasi olahraga lainnya.
"Termasuk juga masalah yang baru muncul. Yakni adanya kondisi tidak harmonis antara KOI dan PB induk cabang olahraga sebagai anggotanya. Saya minta mereka agar menyelesaikan dengan musyawarah," tegasnya
BACA SELENGKAPNYA HANYA DI HARIAN SUPER BALL, JUMAT (02/10/2015)