Perancis vs Armenia: Deschamps Masih Percaya Giroud
Olivier Giroud harus menjawab kepercayaan yang diberikan oleh pelatih Les Blues, Didier Deschamps.
Penulis: Deodatus Pradipto
Editor: Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM - Olivier Giroud memikul beban berat ketika Perancis menjamu Armenia di Allianz Riviera, Nice, Jumat (9/10) pada laga persahabatan.
Olivier Giroud harus menjawab kepercayaan yang diberikan oleh pelatih Les Blues, Didier Deschamps.
Olivier Giroud sedang mengalami masa sulit di klubnya, Arsenal. Sepanjang musim 2015/16, Giroud seperti kehilangan kepercayaan dari Arsene Wenger.
Dari 11 penampilan di semua kompetisi, Giroud enam kali bermain sebagai pengganti. Belakangan ini Wenger lebih sering menempatkan Theo Walcott sebagai ujung tombak Arsenal daripada Giroud.
“Ini situasi yang sulit bagi Olivier. Dia kekurangan waktu bermain sehingga kepercayaan dirinya jatuh,” kata Didier Deschamps seperti dikutip dari Four Four Two, Rabu (7/10).
Mantan penyerang Montpellier itu juga sedang mengalami masa sulit di timnas. Ketika Perancis menghadapi Serbia pada September lalu, pendukung Les Blues mencemooh Giroud. Ketika itu Giroud banyak membuang peluang mencetak gol selama 62 menit bermain.
“Sewaktu melawan Serbia, seharusnya dia bisa lebih efektif. Fakta dia ada di dalam tim saat ini adalah cara untuk memberitahu dia bahwa saya masih memercayai dia,” ujar Deschamps yang mantan kapten Les Blues.
Giroud bisa kehilangan posisi sebagai penyerang utama Perancis. Persaingan di lini depan Tim Ayam Jantan semakin sengit.
Selain Karim Benzema, ada pemain-pemain seperti Antoine Griezmann, Alexandre Lacazette, dan Anthony Martial. Nama terakhir sedang menunjukkan penampilan bagus di Manchester United.
Tidak ada pilihan lain bagi Giroud selain mencetak gol jika bermain melawan Armenia. Sepanjang 2015, Giroud baru sekali mencetak gol untuk timnas Perancis.
Gol itu ditorehkan Giroud ketika menghadapi Denmark. Pada lima pertandingan lainnya, Giroud tak sekalipun mencetak gol.
Laga melawan Armenia tidak hanya menjadi menjadi momentum bagi Giroud untuk mengamankan tempat. Bagi Lassana Diarra, laga ini menjadi momentum untuk menunjukkan kepantasan dirinya kembali ke timnas.
Lassana Diarra lima tahun absen Les Blues. Pada 2013, mantan gelandang Real Madrid itu bahkan pernah mengatakan hubungannya dengan timnas telah berakhir.
“Saya ingin kembali ke timnas dan berhasil meyakinkan pelatih. Sekarang saya mendapat kesempatan bergabung dan saya harus memanfaatkan kesempatan ini,” kata Diarra.
Kehadiran Diarra menambah sengit kompetisi di lini tengah Perancis. Selain Diarra, di sana ada Paul Pogba, Morgan Schneiderlin, Matthieu Valbuena, Blaise Matuidi, Moussa Sissoko, dan Yohan Cabaye.
Nama terakhir dan Schneiderlin paling merasakan persaingan ini karena berposisi sama dengan Diarra, yaitu gelandang bertahan.
“Lassana adalah pemain hebat, memiliki kualitas bagus, dan berpengalaman. Keputusan ada di tangan pelatih,” ujar Cabaye.