Joko Susilo Merasa Arema Tidak Diuntungkan Main di Solo
Joko berujar main di Solo, justru membuat tekanan yang tinggi dan bisa saja menjadikan pemain terbebani
Editor: Dewi Pratiwi
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Pelatih Arema, Joko Susilo menilai leg kedua semifinal, Piala Presiden 2015 melawan Sriwijaya FC di Stadion Manahan, Solo, Minggu (1/10/2015), pihaknya tidak merasa diuntungkan. Padahal lokasi pertandingan berdekatan dengan kandang Arema.
"Memang dari sisi lokasi berdekatan dengan kandang Arema, sehingga akan memudahkan suporter datang untuk mendukung. Tetapi justru itu membuat espektasi kepada kami sangat tinggi. Kami diharapkan bisa memenangkan laga agar bisa lolos ke final. Ini yang menjadi tantangan bagi kami. Jadi laga di Manahan, bukan menjadi keuntungan buat kami," kata Joko kepada Harian Super Ball.
Joko berujar main di Solo, justru membuat tekanan yang tinggi dan bisa saja menjadikan pemain terbebani. Bahkan Joko menilai laga penentuan nanti akan terasa berat. Namun dia meminta kepada anak asuhnya untuk main lepas dan tenang.
"Saya berharap tantangan dan harapan yang tinggi di laga nanti menjadi pemicu motivasi pemain. Jika ingin lolos, pemain harus bisa tampil dengan semangat yang tinggi dan bekerja keras. Jangan memikirkan lain-lain, main sebagus mungkin, karena hanya tim yang tampil maksimal saja yang bisa memenangkan laga nanti," ujar Joko.
Bertanding di tempat netral seperti Manahan ini dianggap oleh Joko menciptakan peluang antara Arema dan Sriwijaya FC menjadi imbang.
"Kami bisa lolos ke final jika menang minimal 1-0 atau mendapat hasil imbang 2-2. Tetapi jika kami kalah, maka dipastikan Arema gagal ke final. Saya dan pemain akan berusah keras untuk menghindari kegagalan itu," ucap Joko.
Meski tekanan dan espektasi yang tinggi, Joko yakin anak-anak Singo Edan, mampu meladeni Laskar Wong Kito, julukan Sriwijaya FC. Pasalnya pada pertandingan nanti, Joko bisa menurunkan seluruh pemain.
"Tiga pemain kami yang di leg pertama tidak bisa dimainkan akibat akumulasi kartu sudah bisa diturunkan, seperti Juan Revi, Feri Aman Saragih, dan Samsul Arif. Kehadiran mereka akan sangat berpengaruh terhadap performa tim. Oleh karena itu, saya yakin Arema bisa main sesuai harapan," terang Joko.
Joko menambahkan, dirinya telah menyiapkan strategi khusus untuk memenangkan laga nanti.
"Saya memang sudah menyiapkan strategi khusus yang berbeda dengan leg pertama. Tidak mungkin saya menggunakan strategi yang sama, karena mereka (Sriwijaya FC) pasti sudah tahu. Tetapi saya tidak bisa menjelaskan secara teknis terkait strategi yang akan digunakan di laga nanti," tambah Joko.
Joko juga membenahi segala kekurangan dari tim, seperti kerjasama, teknik, taktikal, dan kedisiplinan di seluruh lini.
"Kami akan bermain normal saja. Pemain harus bisa mengatur irama permainan agar bisa menyeimbangkan saat menyerang dan bertahan. Pasalnya di leg kedua nanti, Sriwijaya FC pasti berambisi untuk mengalahkan Arema," tutur Joko.
Soal pemain-pemain berbahaya di Sriwijaya FC, Joko menjelaskan, dirinya tidak menginstruksikan pemainnya melakukan penjagaan khusus.
"Mereka tim yang bagus dengan diisi pemain berpengalaman, seperti Titus Bonai, Musafri, dan Patrich Wanggai. Tetapi saya tidak meminta anak-anak melakukan penjagaan khusus terhadap mereka, tetapi mewaspadai kolektivitas dan kecepatan dari Sriwijaya FC. Penjagaan pemain-pemain Sriwijaya FC dilakukan bersamaan dengan mewaspadai pergerakan mereka secara tim," jelas Joko.