SSB Putra Kenari Alor: Kita Dipertontonkan Satu Tata Kelola Sepakbola yang Buruk
Usai Piala Kemerderkaan, kembali Kemenpora memperlihatkan tata kelola sepakbola yang buruk
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS, COM. JAKARTA - Usai Piala Kemerdekaan, kembali Kemenpora memperlihatkan tata kelola sepakbola yang buruk.
Kali ini terjadi di ajang usia dini yakni kualifikasi Liga Sepak Bola Pelajar U-14 Piala Menpora di provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang difasilitasi oleh Dispora setempat.
Salah satu tim yakni SSB Putra Kenari Alor sangat kecewa dengan gelaran ini dan mengundurkan diri disaat tim sudah mencapai babak semi final.
Ajang ini berlangsung di Stadion Flobamora Oepoi, Kupang, tanggal 5-10 Oktober 2015 dan dibuka oleh satu perwakilan Kemenpora, M Kusnaeni.
Ketua Umum SSB Putra Kenari Alor, Arifin mengatakan awalnya timnya diundang untuk mengikuti ajang ini dari tanggal 5 hingga 10 Oktober di Kupang.
"Kita ikut ajang ini dengan harapan bisa menjadi jembatan anak-anak kami meraih prestasi dan mimpi mereka menjadi pemain sepak bola yang profesional. Namun apa yang terjadi membuat kita kecewa dan merasa dikerjain oleh panitia," kata Arifin ketika dihubungi, Kamis (15/10).
"Persyaratan yang kita bawa semua asli namun oleh panitia dinyatakan palsu, setelah kita protes akhirnya kita bisa bermain hingga babak semi final. Eh, ini tim sudah lolos semi final kita dipermasalahkan lagi salah satu pemain kita. Dan setelah kami berdiskusi dengan tim, akhirnya kita mengundurkan diri saja daripada tidak jelas kepastiannya," beber Arifin.
Arifin mengaku timnya sangat rugi dan sudah jauh-jauh datang ke Kupang dari Alor. Apalagi timnya yang berisi anak-anak yang masih sekolah harus izin tidak sekolah.
"Ini sangat memalukan, kembali kita dipertontonkan salah satu tata kelola sepak bola yang buruk, meskipun ini di usia dini," pungkas Arifin. tb
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.