Asdian Sarankan PT Liga Indonesia Harus Bisa Berbisnis
Hal ini dimaksud agar PT LI tidak vakum seiring terhentinya kompetisi akibat konflik antara PSSI dan Menpora yang belum kunjung selesai
Penulis: Sigit Nugroho
Editor: Dewi Pratiwi
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Direktur Teknik Semen Padang, Asdian mengatakan, pihaknya akan menyarankan kepada PT Liga Indonesia (PT LI) selaku operator Liga Super Indonesia (LSI) dan Divisi Utama (DU) untuk memulai menjalankan bisnis.
Sehingga PT LI tidak vakum seiring terhentinya kompetisi akibat konflik antara PSSI dan Menpora yang belum kunjung selesai.
"Rencananya saran itu akan kami utarakan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB) PT Liga Indonesia yang akan digelar di Jakarta, Sabtu (24/10/2015). Dengan demikian, PT LI tetap beraktivitas yang tetap menguntungkan," kata Asdian kepada Harian Super Ball.
Menurut Asdian, sebagai perusahaan berstatus PT, seharusnya PT LI tetap 'bekerja' di dalam keadaan vakum seperti sekarang ini. Dengan begitu, PT LI masih bisa membayar gaji seluruh karyawan.
"Bisnis yang dijalankan bisa bermacam-macam, misalnya menggelar turnamen sepak bola atau bisnis di luar olahraga. Bisa juga PT LI membuka pihak-pihak lain yang mau menanamkan saham. Sehingga roda bisnis PT LI bisa tetap berjalan. Sebaiknya PT LI tidak melulu mengandalkan kompetisi sepak bola saja. Itu justru mematikan perputaran bisnis PT LI," jelas Asdian.
Asdian berujar, dalam kondisi konflik yang menjadikan kompetisi tidak bisa berjalan, PT LI memang harus kreatif mencari peluang bisnis di luar sepak bola.
Sehingga seluruh anggota yang memiliki saham tetap bisa berpartisipasi dan mendapatkan keuntungan. Dengan begitu, PT LI tetap eksis dan tidak mati suri seperti sekarang ini.
"Sebagai PT, PT LI tidak bisa berhenti beroperasi secara bisnis. Jadi memang PT LI Harus bisa berkreasi dengan merambah ke bisnis lain. Jika konflik selesai dan kompetisi bisa digelar kembali, barulah PT LI bisa fokus di kompetisi LSI dan DU," ujar Asdian.
Menurut Asdian dengan vakumnya kompetisi, PT LI yang hanya mengandalkan dari kompetisi, otomatis tidak mendapat pemasukan. Ini membuat rugi seluruh penanam saham di perusahaan tersebut.
"Memang kita harus memutar otak agar bisnis PT LI tetap bisa berjalan seperti biasa. Sehingga pertanggungjawaban terhadap pemegang saham bisa berjalan sesuai yang diharapkan. Mudah-mudahan saja saran yang akan kami berikan di RUPS LB itu bisa diterima dan dijalankan PT LI," tutur Asdian.