TRIBUNNEWS.COM - Duel tim penghuni Kota Manchester, yaitu Manchester City versus Manchester United telah berlangsung selama lebih dari satu abad.

Serupa dengan pertemuan antartim sekota lain di penjuru dunia, Derbi Manchester kerap menyajikan cerita unik nan bersejarah.

Sajian cerita pun tak selalu berkaitan dengan perebutan titel Liga Inggris, seperti yang rutin terlihat dalam lima musim terakhir.

Tensi laga bahkan tetap tinggi kendati terdapat beberapa periode di mana perbedaan kekuatan antara Manchester City dan Manchester United begitu mencolok.

Periode yang dimaksud adalah satu setengah dekade era Premier League (1992-2008) saat Manchester United mendominasi kompetisi dan Manchester City belum diakuisisi oleh perusahaan multidolar asal Timur Tengah.

Satu di antara momen dramatis duel ini adalah laga yang diwarnai tekel mengerikan dari Roy Keane (United vs City 1-1; 21/4/01).

Atmosfer derbi kali ini terbilang biasa saja mengingat kesenjangan peringkat yang terpampau jauh di antara kedua tim.

Manchester United kokoh menempati puncak klasemen, unggul 16 poin dari Arsenal, sedangkan Manchester City terbenam di posisi ke-19 saat itu.

Namun, dendam kesumat kapten Manchester United, Roy Keane, terhadap bek City, Alf-Inge Haaland, menyebabkan pertandingan diwarnai kericuhan antarpemain. Keane melancarkan tekel keras (lebih tepatnya tendangan) ke arah kaki Haaland.

Belakangan, Roy Keane mengaku sengaja menghantam Haaland karena kesal dan ingin membalas perbuatan sang rival yang pernah mencederainya di masa lalu.

Aksi brutal tersebut lantas membuat Haaland tak pernah bisa pulih total hingga memutuskan pensiun dini pada Juli 2003.