Ini Dia Tanggapan Asosiasi Provinsi Maluku Terkait dengan Wacana KLB dan Provokasi SMS
Kabar rencana pelengseran Ketua Umum PSSI La Nyalla Mahmud Mattalitti melalui Kongres Luar Biasa (KLB) dinilai wacana yang ngawur dan tidak berdasar.
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS, COM, JAKARTA - Kabar rencana pelengseran Ketua Umum PSSI La Nyalla Mahmud Mattalitti melalui Kongres Luar Biasa (KLB) dinilai wacana yang ngawur dan tidak berdasar.
Ketua Asosiasi Provinsi (Asprov) Maluku Supyan Lestaluhu menegaskan bahwa seluruh voter PSSI akan konsisten tetap menjaga pucuk pimpinannya dari manuver-manuver pihak lain yang mengganggu organisasi PSSI.
”Kami memilih La Nyalla itu dengan cara yang benar dan legal. La Nyalla itu adalah ketua umum yang sah yang dipilih oleh kami sendiri dengan cara demokratis dan valid. Jadi kami akan tetap menjaga ketua kami, yang berarti menjaga harga diri organisasi kami,” ujar Supyan.
Lebih lanjut Supyan mengatakan, wacana KLB yang didengung-dengungkan oleh pihak lain juga membuat pihaknya miris. Hal tersebut mencuat sebagai bukti bahwa pihak lain dalam hal ini Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) tidak mengerti statuta dan aturan organisasi di PSSI.
” Bagaimana caranya mereka melaksanakan KLB, karena percuma saja nanti jadinya ilegal. Yang bisa melaksanakan KLB itu ya PSSI itu sendiri. Saya sangat bingung dan ini membuktikan bahwa pemerintah tidak mengerti dengan aturan yang ada. Katanya PSSI dibekukan, namun kok ini malah mensetting akan diadakan KLB. Sudah dibikin berantakan semua ini sepak bola oleh pemerintah,” bebernya.
Terkait dengan pesan singkat alias SMS yang beredar yang mengajak semua voter besatu dan meminta La Nyalla segera mundur dari kursi orang nomer satu di PSSI, Supyan menilai itu langkah yang pengecut.
”SMS-nya saja tidak ada nama, siapa pengecut itu. Bagi saya saat ini adalah menjaga harga diri dan marwah PSSI itu lebih penting dari segalanya di dunia sepak bola nasional, apa yang kami lakukan menjaga La Nyalla sama saja menjaga agar organisasi bersejarah ini tidak diinjak-injak pihak lain apalagi pihak yang tidak mengerti apa-apa soal sepak bola,” katanya.
Supyan punya saran yang sebaiknya segera dilakukan oleh pemerintah dalam hal ini Kemenpora. Akan sangat bijak jika semua kekisruhan ini diselesaikan dengan cara yang damai. Menurut Supyan, menyelamatkan sepak bola Indonesia itu hanya bisa diselesaikan dengan satu cara saja.
”Sangat gampang kalau semua ini mau beres, yakni cabut pembekuan PSSI, biarkan kepengurusan La Nyalla bekerja, saya yakin semua akan hidup kembali, kembali ke jalurnya, sepak bola kembali ke habitatnya dan sepak bola Indonesia bisa kembali bangkit. Karena insan sepak bola semua tahu, kalau La Nyalla belum bekerja namun organisasinya sudah dibekukan,” tandasnya. tb