GH Sutedjo: Jangan Bicara Tata Kelola Sepakbola Jika Anda Belum Pernah Membina Sepakbola
Gatot Hariyo Sutedjo, SH, MH, selama ini termasuk figur yang low-profile
Penulis: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS, COM, JAKARTA - Ketua Pengcab PSSI Jakarta Timur yang juga pembina utama tim usia muda Bina Taruna Football Academy (BTFA), DR. Gatot Hariyo Sutedjo, SH, MH, selama ini termasuk figur yang low-profile.
Mungkin karena sudah puluhan tahun bergelut di sepakbola, termasuk menjadi pemain Timnas PSSI Binatama pada era 1980-an, GH Sutedjo lebih banyak mengelus dada dalam menyikapi dinamika persepakbolaan nasional sekarang ini.
Gerak roda pembinaan sepakbola di tingkat nasional nyaris mati suri karena PSSI masih dibekukan oleh Kantor Kemenpora. Kompetisi sudah lama tidak berjalan.
Proses pembinaan sepakbola usia dini secara umum kini juga jauh dari kesan menggembirakan.
Sebagaimana pencinta sejati sepakbola nasional pada umumnya, kondisi yang ada sekarang semakin memprihatinkan GH Sutedjo.
Lalu bagaimana dengan orang-orang yang menyatakan dirinya mau merubah tata kelola sepakbola Indonesia, apakah mereka sudah jujur?
Sudah bisa bersikap fair-play? Sudah tahu membina sepakbola dari usia paling dini?
Apakah mereka sudah pernah faham bahwa mengurus sepakbola itu sangat tinggi kompleksitasnya?
"Hayoo para pelopor penggagas yang ingin memperbaiki tata kelola Indonesia apakah Anda sudah jujur dan memahami itu semua? Silahkan Anda coba membina pemain sepakbola usia muda dengan satu kegiatan pemula yakni membentuk Sekolah Sepak Bola (SSB). Dari situ Anda akan merasakan bahwa membina sepakbola itu tidak mudah. Anda harus menyiaapkan tempat berlatih/lapangan sepakbola, Anda harus menyiapkan perangkat latihan (bola kaki, kaus, rompi, minum pemain, dll), Anda harus memberikan gaji/honor pelatih dan asisten pelatih, Anda harus menyiapkan ongkos bertanding apabila akan bertanding keluar (away), Anda harus memberikan makan pemain, pelatih, dan ofisial lainnya. Apakah Anda sudah merasakan atau mengalaminya?" GH Sutedjo mempertanyakan.
"Silahkan dicoba membina pemain sepakbola usia muda baru nanti Anda berkomentar dan bicara kepada masyarakat. Kalau Anda hanya sebagai pengamat dan hanya mempunyai suatu konsep diatas kertas tetapi Anda belum pernah mencobanya sebaiknya Anda diam atau berikan konsep Anda itu kepada orang yang mampu dan sedang melaksakan pembinaan sepakbola usia muda sekarang ini," urai GH Sutedjo.
"Lebih mudah berbicara daripada berbuat, tetapi lebih baik lagi Anda menghormati insan sepakbola Indonesia mulai dari pemain, pelatih, wasit, pengurus, yang menggantungkan hidupnya di sepakbola tetapi Anda matikan mata pencaharian mereka," terang GH Sutedjo.
"Nauzubillahiminzalik! Ya, Allah, ampuni dosa mereka yang telah mematikan mata pencaharian insan sepakbola Indonesia. Ya, Allah, sadarkan mereka dari perbuatan yang zalim. Ingatkan mereka bahwa nanti ada pembalasan dari Allah SWT kepada orang-orang yang zalim," papar GH Sutedjo.
"Maju terus sepakbola Indonesia, abaikan orang zalim dan munafik yang tidak mau melihat realita yang ada. Bravo sepakbola Indonesia," tegasnya. tb