Empati Phil Jones Berbalas Kecaman Fans Manchester United
Bek muda Manchester United, Phil Jones (23 tahun), sebenarnya bermaksud baik.
Laporan Wartawan Tabloid Bola Dedi Rinaldi
TRIBUNNEWS.COM, INGGRIS - Bek muda Manchester United, Phil Jones (23 tahun), sebenarnya bermaksud baik.
Dalam memperingati Tragedi Muenchen pada 6 Februari, Jones tak ketinggalan mengungkapkan simpatinya melalui jejaring sosial Twitter.
Namun, yang terjadi kemudian Jones malah dikecam para fan United sendiri. Ternyata, gaya Jones dalam bersimpati dengan mencantumkan nama akun media sosialnya telah menyinggung perasaan banyak orang.
Dalam ungkapan simpatinya tersebut, Jones menuliskan PJ4, yang merupakan inisial nama dan nomor punggungnya. Selain itu, terpampang pula nama akun Jones di Facebook, Twitter, Instagram, dan Weibo.
Rupanya kemarahan para pencinta United muncul karena Jones dinilai menjadikan simpati penghormatan itu sebagai tempat mempromosikan akun media sosialnya. Gaya Jones dianggap tidak tulus dan tidak pada tempatnya.
Tragedi Muenchen pada 6 Februari 1958 memang sebuah kisah pilu yang tak akan terlupakan dalam perjalanan sejarah panjang Setan Merah.
Kecelakaan terjadi setelah United bertandang ke klub Crvena Zvezda di Belgrade, Yugoslavia, usai menyelesaikan partai tandang perempat final Piala Champion. Pada pertemuan pertama di Old Trafford, Setan Merah memukul klub yang juga dikenal dengan nama Red Star itu dengan skor 2-1.
Pada partai kedua, giliran United dijamu Crvena di Stadion Marakana. Pertandingan kedua tim berakhir imbang 3-3 dan United berhak melaju ke semifinal.
Untuk pulang menuju Inggris dari Yugoslavia, pesawat BEA Elizabethan dengan nomor penerbangan 609, yang ditumpangi para pemain dan ofi sial tim United, mesti transit di Muenchen, Jerman, untuk mengisi bahan bakar.
Setelah itu pesawat siap-siap kembali melesat menuju Inggris. Namun, musibah menghampiri. Setelah dua kali gagal lepas landas, pesawat mendadak kehilangan kendali dan tidak bisa mencapai ketinggian ideal pada kesempatan ketiga.
Hantam Bumi
Dengan cepat pesawat berubah arah, menukik menuju bumi dan kemudian menghantam pagar pembatas jalur landasan bandara.
Badan pesawat terbelah menjadi dua bagian, satu sayap pesawat patah dan menimpa sebuah rumah yang berada tak jauh dari bandara.
“Terjadi benturan yang sangat keras. Saya melihat ke bawah dan di bawah kaki saya pesawat terbelah dua. Kami berusaha keluar dari pesawat secepat mungkin serta mencoba menolong para penumpang yang terluka,” kenang Bill Foulkes, seorang pemain United yang selamat dari kecelakaan itu.
Kapten United, Roger Byrne, seperti sudah mendapatkan firasat jelek ketika pesawat telah dua kali gagal lepas landas. Kiper United yang akhirnya selamat, Ray Wood, secara spontan mengatakan kepada teman-temannya bahwa mereka akan mati.
Liam Whelan, bek United asal Irlandia, menyahut bahwa kalau memang harus tewas, ia menyatakan sudah siap untuk mati.
Jika Wood selamat, kemalangan menimpa Byrne dan Whelan. Keduanya tewas. Termasuk juga pemain lain, yaitu Geoff Bent, Eddie Colman, Mark Jones, David Pegg, dan Tommy Taylor.
Gelandang legendaris United dan Inggris, Duncan Edwards, meninggal dunia setelah 15 hari dirawat di rumah sakit.
Tiga tahun sebelumnya pada 1955, Edward tercatat sebagai pemain termuda yang bermain bagi tim nasional Inggris dalam usia 18 tahun 184 hari.
Bersama mereka ada delapan wartawan yang tewas dalam tragedi ini. Sementara itu, anggota tim United lainnya, seperti Manajer Matt Busby, Bobby Charlton, Johnny Berry, Jackie Blanchfl ower, Harry Gregg, Kenny Morgans, Dennis Viollet, dan Albert Scanlon beruntung bisa selamat.