Curhatan Kiko Insa Setelah Ditendang Arema
Pelatih selalu memberi pujian. "Kamu kuat, kamu leader, kamu profesional", sekarang seperti ini.
Editor: Ravianto
Di Yogyakarta saya cedera, saya ambil risiko tetap bertanding membela Arema. Saya juga cedera saat TC, tapi di Bali saya langsung bertanding.
S : Faktor emosi kamu di lapangan juga jadi evaluasi. Bagaimana menurutmu?
K : Emosi seperti apa? Saya bermain sebagaimana mestinya. Kami tim Singa, harus bermain seperti singa. Saya bermain bola, saya petarung, lalu maunya saya seperti apa?
Pelatih selalu memberi pujian. "Kamu kuat, kamu leader, kamu profesional", sekarang seperti ini.
S: Lalu apa langkahmu setelah keputusan itu?
K : Saya bertanding sebagai Arema. Saya cinta tim ini dan kota ini. Aremania cinta saya, mereka terus memberi support saya. Manajemen mengkontrak saya lima tahun, ini aneh.
Saya ingin lihat dulu perkembangannya.
Saya berusaha kembali secepatnya. Berharap Milo merubah pikirannya. Orang bisa salah dalam mengambil keputusan kan? dan saya akan bersedia kembali bila pelatih mungkin berubah pikiran.
Sekarang ini saya sampaikan ke agen, saya belum mau main ke tim lain. Saya masih menunggu kesempatan bisa bermain lagi di Arema.
S: Kapan kamu mendapat pemberitahuan ?
K : Kemarin (Rabu). Setelah saya pesta merayakan kemenangan, lalu kami siap berangkat ke Kaltim, saya baru diberitahu. Pak Ruddy (GM Arema) bertemu saya langsung saat masih di Bali. Iwan (CEO Arema) bertemu saya di sini ( di Malang). Pelatih juga sampaikan ke saya langsung, ya saya juga tetap jabat tangan, respek.
Tapi seharusnya hal itu bisa disampaikan jauh hari kalau memang ada evaluasi. Sebenarnya ada etika untuk itu. Ini kan mendadak sekali. Saya shock.