SDN 20 Panjallingan Bontoa Bawa Pulang Piala MILO Football Championship Makassar
Mendungnya cuaca hari ini tidak menyurutkan semangat para peserta dan pendukung di babak final MILO Football Championship di Lapangan Hasanuddin
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Mendungnya cuaca hari ini tidak menyurutkan semangat para peserta dan pendukung di babak final MILO Football Championship di Lapangan Hasanuddin Makassar.
Seperti pendukung dari SDN 20 Panjallingan Bontoa yang terus memberikan semangat sehingga mereka berhasil memboyong piala MILO Football Championship Makassar serta uang pembinaan senilai Rp10 juta setelah mengalahkan SD Barabaraya dengan skor 2-1.
Salah satu pemain SDN 20 Panjallingan Bontoa yang berhasil memberikan poin kemenangan meluapkan rasa gembiranya setelah ia dan teman-temannya berhasil menjadi juara di MILO Footballl Championship Makassar.
“Saya senang dan bangga bisa membawa pulang piala MILO Football Championship ke sekolah. Kemenangan ini akan membuat saya dan tim semakin termotivasi untuk lebih giat berlatih sepak bola,“ ungkap M. Takdir (11) siswa kelas V.
Kemenangan SDN 20 Panjallingan Bontoa tidak luput dari peran sang pelatih Arfan Baba.
“Ini merupakan pertama kalinya kami mengikuti MILO Football Championship. Alhamdullilah akhirnya anak didik saya bisa meraih kemenangan dan membanggakan nama baik sekolah. Saya ucapkan terima kasih kepada MILO yang sudah memberikan wadah dan kesempatan bagi anak didik kami sehingga berhasil meraih juara pada kompetisi ini,” ungkap Arfan Baba.
Setelah kota Makassar, MILO Football Championship selanjutnya akan dilaksanakan di kota Bandung pada tanggal 12-13 Maret.
Pengumuman sembilan pemain terbaik dari Medan, Makassar dan Bandung yang merupakan hasil talent scouting akan diumumkan setelah kompetisi Bandung. Pemain terbaik akan mendapatkan pelatihan eksklusif di MILO Camp Jakarta.
Category Marketing Manager MILO, Leonard Bimbuain mengucapkan selamat kepada para pemenang.
“Semua peserta MILO Football Championship baik yang kalah maupun menang adalah juara, karena mereka berhasil menerapkan nilai-nilai olahraga seperti pantang menyerah, sportivitas, percaya diri dan kerjasama tim. Semoga piala MILO Football Championship yang diraih oleh SDN 20 Panjallingan Bontoa mampu memotivasi anak-anak untuk terus berprestasi.”
Posisi ketiga juara MILO Football Championship Makassar diraih oleh SDN Wihdatul Ummah yang berhasil mengalahkan SDN Sumanna dengan skor 1-0.
Football Clinic dan Kelas Gizi
Dalam kesempatan yang sama hari ini dilaksanakan Football Clinic dan Kelas Gizi. Sebanyak lebih dari 120 anak selain peserta MILO Football Championship mengikuti Football Clinic yaitu pelatihan seperti shooting, dribbling, passing serta fun games dari Kurniawan Dwi Yulianto dan pesepak bola lokal Maldini Pali dari PSM Makassar.
Setiap anak yang mengikuti Football Clinic mendapatkan sertifikat pelatihan dari MILO Football Championship.
“Saya merasa bangga dapat melihat peserta Football Clinic yang sangat antusias mendengar arahan yang saya berikan. Pesan saya bagi anak yang ingin menjadi pemain sepak bola yang handal selain menguasai teknik bermain bola, juga harus menanamkan jiwa pantang menyerah, latihan yang disiplin serta tidak gampang merasa puas. Terima kasih kepada Nestlé MILO yang sudah memberikan kesempatan kepada saya untuk dapat memberikan pelatihan kepada calon pesepak bola masa depan Indonesia,” ungkap Maldini Pali.
Sementara untuk para ibu, diselenggarakan Kelas Gizi dengan tema “Gizi pada Anak Sehat dan Aktif” yang dipaparkan oleh Ahli Gizi Mury Kuswari, S.Pd, M.Si. Salah satu peserta kelas gizi, Nurmantang, yang anaknya juga mengikuti Football Clinic mengungkapkan,
“Kegiatan ini sangat bagus, karena dapat memotivasi anak untuk dapat menggali potensi di bidang olahraga khususnya sepak bola. Selain itu mereka juga mendapatkan kesempatan dilatih secara langsung oleh pesepak bola profesional. Di Kelas Gizi saya mendapatkan pengetahuan mengenai pentingnya asupan gizi makanan dan minuman pendamping untuk membantu memenuhi kebutuhan energi guna menunjang aktivitas keseharian anak.”