Penyelenggara Euro Antisipasi Ancaman Teror
Piala Eropa yang akan dimulai 10 Juni hingga 10 Juli ini sudah ditetapkan akan diadakan di negara Prancis.
Editor: Husein Sanusi
Laporan Wartawan SuperBall.id, Lola June A Sinaga
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Piala Eropa 2016 Jacques Lambert dan Menteri Olaharaga Prancis Thierry Braillard memiliki pilihan tersendiri untuk perhelatan Piala Eropa 2016 nanti.
Mereka memilih mengesampingkan kemungkinan bermain di stadion yang kosong terkait ancaman teror yang sempat terjadi di Prancis.
Prancis telah meningkatkan kesiagaan mereka semenjak aksi teror yang terjadi pada November 2015 lalu.
Piala Eropa yang akan dimulai 10 Juni hingga 10 Juli ini sudah ditetapkan akan diadakan di negara Prancis.
Sebanyak 24 tim nasional akan datang dan memperebutkan Piala Eropa di negara tersebut.
Direktur Turnamen Martin Kallen mengatakan bahwa penyelenggara dan jasa keamanan Prancis telah membahas sejumlah opsi terkait ancaman teror.
Salah satunya adalah menggelar pertandingan tanpa ada penonton dalam stadion.
Tetapi Presiden Lambert dan Braillard telah mengesampingkan opsi tersebut.
"Ini bukan pilihan yang saya inginkan saat bekerja sebagai presiden organisasi," ungkap Lambert seperti yang dikutip SuperBall.id dari Soccerway.
"Kami sudah memperkirakan skenario krisis dalam menangani semua kasus yang mungkin timbul."
"Ingat di Piala Eropa 2012, Prancis vs Ukraina hampir ditunda karena badai."
Lambert menambahkan bahwa hipotesis tentang stadion kosong hanyalah bekerja sebatas hipotesis.
Bagi Lambert keputusan tidak hanya selalu diambil dari hasil penelitian atau studi.(*)