Diaz Hendropriyono: Klub Ingin Adanya Perubahan di Tubuh PSSI
Proses reformasi Sepakbola Indonesia harus dimulai dari klub-klub yang ada
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Proses reformasi Sepakbola Indonesia harus dimulai dari klub-klub yang ada, karena permasalahan yang ada di level klub yang paling banyak ditemui adalah tunggakan gaji pemain hingga kesulitan pendanaan untuk menjalani kompetisi. Demikian dikatakan oleh anggota Tim Transisi, Diaz Hendropriyono.
"Saat proses reformasi PSSI berjalan, klub-klub sepakbola semakin termarjinalkan. Padahal klub-klub itu juga menginginkan adanya perubahan di tubuh PSSI," ungkapnya.
Diakuinya, banyak cerita mengenai pemain-pemain yang tidak mendapatkan gaji semestinya. Atau bagaimana klub, tidak mengindahkan berbagai aturan dalam perekrutan pemain asing.
"Tuduhan-tuduhan itu sangat serius dan harus diklarifikasi," tuturnya.
Diaz mengakui bahwa, masalah yang muncul di klub merupakan gejala dari tata permasalahan mendasar, yaitu ketidak-mauan PSSI untuk mengatur klub.
"Sehingga lagi-lagi, PSSI menjadi simpul yang harus diuraikan," kata Diaz.
Tim Transisi saat ini melakukan fungsi membuka jalur komunikasi kepada klub-klub yang ada untuk melakukan pembenahan diri.
Diaz menambahkan keberadaan klub tidak melekat pada PSSI atau Kemenpora. Klub memiliki otonomi sendiri yang dibentuk oleh pendukung dan dituju oleh sponsor.
"Aspek bisnis inilah yang memberi makan nyawa sepakbola. Pada akhirnya pendukung datang ke stadion, dan mereka yang jadi sasaran sponsor," jelasnya.
Untuk membentuk tata kelola sepak bola yang diinginkan maka perlu waktu. Perlu ada komunikasi yang konstruktif untuk menciptakan hal itu.
"Semua pihak harus terbuka terhadap berbagai strategi inovatif yang tujuannya mempermudah proses reformasi. Kalau kita menyerah, maka hal itu merupakan sebuah perbuatan yang tidak bertanggung jawab pada rakyat Indonesia," urainya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.