Arsenal dan Wenger Terkena 'Kutukan Gelanggang Highbury'
Suporter fanatik Arsenal mungkin tak bakal melupakan emosinya yang bercampur aduk tatkala tim kesayangannya berlaga melawan Wigan Athletic
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reza Gunadha
TRIBUNNEWS.COM, INGGRIS - Suporter fanatik Arsenal mungkin tak bakal melupakan emosinya yang bercampur aduk tatkala tim kesayangannya berlaga melawan Wigan Athletic, Minggu, 7 Mei 2006 silam.
"King (Thierry) Henry" dkk, ketika itu sukses menuai kemenangan besar, 4-2. Penonton bergemuruh, bersorak-sorai menyambut kemenangan.
Tapi, di balik kegembiraan itu, kesedihan juga membuncah. Sebab, mereka tahu, itu adalah laga terakhir Arsenal yang mereka hadiri di Stadion Highbury.
Seusai laga itu, keriuhan tak lagi terdengar dari "The Home of Football", nama lain dari Stadion Highbury. Tak lagi ada kerumunan bocah-bocah London utara di sekitar kompleks.
Semua senyap, hingga datangnya hari di mana Stadion Highbury diluluhlantakkan hingga rata dengan tanah.
Stadion Highbury ketika masih berdiri (kiri), yang dekat dengan Stadion Emirates (kanan).
Desakan Wenger
Diruntuhkannya bangunan Stadion Highbury, seakan menjadi semiotik kuburan bagi 13 gelar England Premier League; 12 Piala FA; 2 Piala Liga; 14 FA Charity Shield; 1 Piala Winners; dan, predikat The Invisible karena tak terkalahkan sepanjang musim 2003/2004.
Musim berikutnya, The Gunners angkat kaki dari gelanggang legendaris yang sudah mereka pakai sejak Sabtu, 6 September 1913, atau 93 tahun sebelumnya.
Arsenal lantas menghuni kompleks stadion yang jauh lebih megah dan modern, Emirates Stadium, yang jaraknya tak sampai setengah mil dari Highbury.
Sementara bekas kompleks Highbury, sejak diruntuhkan 2006, mulai diubahfungsikan menjadi apartemen publik pada tahun 2009.
Petinggi Arsenal kala itu mengumbar janji untuk mengobati rasa "sakit hati" fans yang tak rela Highbury diruntuhkan: "Arsenal bakal memantabkan diri menjadi klub elite Eropa ketika pindah ke stadion modern, dan merengkuh banyak gelar!"