Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Superskor

Kasus Hukum La Nyalla Matalitti Imbas ke Karir Agus Yuwono

Agus sudah mendapat tawaran dari beberapa klub untuk menjadi juru taktik. Agus sedang dalam status terkena sanksi berupa larangan beraktivitas

Penulis: Sigit Nugroho
Editor: Dewi Pratiwi
zoom-in Kasus Hukum La Nyalla Matalitti Imbas ke Karir Agus Yuwono
ist
Agus Yuwono 

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Ketua Umum PSSI, La Nyalla Matalitti ditetapkan sebagai tersangka atas dugaan korupsi penggunaan dana hibah pada Kadin Jawa Timur untuk pembelian IPO (Initial Public Offering) Bank Jatim oleh Tindak Pidana Khusus (Pidsus) Kejaksaan Tinggi Jawa Timur.

La Nyalla berstatus tersangka, karena diduga korupsi pada pembelian IPO dengan menggunakan dana hibah Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur dari Pemprov Jatim sekitar Rp 5,3 milliar.

IPO adalah penawaran perdana saham oleh perusahaan yang hendak go public kepada para investor yang berminat.

Kasus hukum yang sedang dialami La Nyalla itu berimbas terhadap karir Mantan pelatih Gresik United, Agus Yuwono.

Pria yang sedang dalam status terkena sanksi berupa larangan beraktivitas dalam kegiatan sepak bola di lingkungan PSSI selama 5 tahun yang dijatuhkan Komisi Disiplin (Komdis) PSSI itu makin kesulitan mendapatkan kontrak.

"Untuk bisa mudah mendapatkan kontrak dengan klub dan melatih tim, saya harus memutihkan sanksi yang diberikan Komdis PSSI. Jika pengajuan pemutihan yang saya ajukan dikabulkan, pihak Komdis pun tidak berani mengambil keputusan tanpa ada petunjuk dari Ketua Umum PSSI. Sedangkan Ketua Umum PSSI, La Nyalla tersangkut kasus hukum. Jadi bagaimana mungkin, sanksi saya bisa dicabut dalam waktu dekat. Ini membuat karir saya makin mandek," kata Agus kepada Harian Super Ball,kemarin.

Padahal Agus sudah mendapat tawaran dari beberapa klub untuk menjadi juru taktik.

Berita Rekomendasi

"Sebenarnya tawaran melatih sudah saya dapat saat akan digelarnya Piala Jenderal Sudirman 2015. Bahkan ada tiga klub Divisi Utama, seperti Persik Kediri, PSS Sleman, dan PSIM Yogyakarta yang tertarik merekrut saya untuk turnamen Indonesia Soccer Championship B (ISC B). Tetapi karena sanksi dari Komdis itu membuat mereka berpikir ulang," ucap Agus.

Agus pun berusaha menjelaskan kepada klub-klub tadi soal statusnya.

"Saya sudah menjelaskan bahwa sanksi itu tidak sesuai dengan apa yang telah saya lakukan. Saya hanya menceritakan adanya pengaturan skor, tetapi kenapa justru saya dikenai sanksi. Ini kan aneh. Saya juga menjelaskan, sanksi dari Komdis PSSI belum final. Saya masih punya kesempatan untuk mencabut sanksi itu. Pasalnya Komdis PSSI memberikan kesempatan kepada saya untuk melakukan pembelaan," ujar Agus.

Namun usaha itu tidak membuahkan hasil. Klub-klub yang tertarik menggunakan tenaganya tetap berpikir ulang dan khawatir. Walhasil hingga sekarang Agus tetap menganggur.

"Saya sudah berencana akan mendatangi Komdis PSSI untuk memberikan klarifikasi terkait kasus saya. Tetapi La Nyalla dijadikan tersangka. Padahal beliau punya hak prerogatif untuk mencabut sanksi saya itu. Jika La Nyalla memberikan rekomendasi, maka Komdis PSSI akan mencabut sanksi dan saya bisa kembali bekerja sebagai pelatih," jelas Agus.

Agus menuturkan, dengan makin ruwetnya konflik dan permasalahan sepak bola nasional, bisa dipastikan dirinya akan semakin sulit mendapatkan pekerjaan melatih tim manapun. Padahal hanya dengan melatih saja, Agus menafkahi keluarganya.

"PSSI harus menormalkan kembali kerja dari federasi. Pengurus PSSI harus bisa mendapatkan solusi terkait kasus hukum yang menjerat La Nyalla. Kalau didiamkan seperti ini, voter dan anggota menjadi bingung. Konflik dengan Menpora belum selesai, kasus bertambah dengan status tersangka La Nyalla," tutur Agus.

Agus menambahkan, apapun jalan keluar yang terbaik harus segera dilaksanakan oleh pengurus PSSI.

"Jika memang perlu dilakukan Kongres Luar Biasa (KLB), ya lakukan saja. Jangan membuat sepakbola kita dalam keadaan tidak jelas seperti ini terus," tambah Agus.

Agus memaparkan sesuai statuta FIFA, La Nyalla harus segera diganti atau mengundurkan diri.

"Statuta FIFA sudah menjelaskan, tidak boleh Ketua Umum PSSI tersangkut kasus hukum. Jadi posisi La Nyalla harus segera diganti melalui penunjukan pejabat sementara atau KLB. Kalau masih mengambang seperti ini, saya sulit memulihkan status sanksi saya," papar Agus.

Agus menyarankan, para anggota dan voter harus segera mengambil langkah dengan memberikan ultimatum kepada pengurus PSSI.

"Pengurus PSSI harus diberikan tenggat waktu untuk menyelesaikan masalah ini, misalnya satu atau dua bulan. Jika tidak bisa juga, sebaiknya serahkan saja penyelesaianny kepada pemerintah," saran Agus.

Menurut Agus, para pelaku sepak bola nasional sudah jenuh dengan masalah yang menimpa sepak bola kita.

"Kami tidak mau ikut-ikutan berkonflik. Kami hanya menginginkan kompetisi digelar, karena itu saja yang membuat roda pertandingan sepak bola nasional bisa kembali hidup. Prestasi pun bisa didapat dan para pelaku sepak bola bisa berpenghasilan menghidup keluarga, Kalau seperti ini terus, konflik akan makin panjang dan sulit berharap sepak bola kembali normal dalam waktu dekat," tegas Agus.

Sebelumnya diberitakan, Komdis PSSI menetapkan sejumlah hukuman kepada Agus Yuwono dan dalang dari sepak bola gajah yang melibatkan PSS Sleman dan PSIS dalam babak 8 besar Divisi Utama.

Sumber: Super Skor
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Klub
D
M
S
K
GM
GK
-/+
P
1
Persebaya
16
11
4
1
22
11
11
37
2
Persib
15
10
5
0
28
11
17
35
3
Persija Jakarta
16
8
4
4
24
16
8
28
4
Arema
17
8
4
5
27
21
6
28
5
PSM Makasar
16
6
9
1
22
13
9
27
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas