Setan Merah Menunggu Kemunculan Class of 16
Manajer tim U-21 Manchester United, Warren Joyce, adalah satu di antara pihak yang meyakini kebangkitan Class of 16 dalam beberapa tahun ke depan.
Editor: Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM - Selepas era Class of 92, Manchester United sempat seperti mengalami krisis regenerasi. Mereka kesulitan menemukan pemain muda didikan akademi sendiri, yang bisa menjadi bintang masa depan di Old Trafford.
Setelah generasi Ryan Giggs dkk memang ada beberapa pemain didikan akademi MU yang berhasil menembus skuat utama. Namun mereka tak bisa benar-benar masuk ke tim inti, hingga kemudian terpaksa dilego atau disekolah kembali ke tim lain.
Namun bisa jadi itu akan jadi cerita lama. Kini Setan Merah kembali memupuk harapan pada skuat mudanya, seiring performa gemilang yang ditampilkan para young guns tersebut. MU pun kini mulai berharap pada generasi selanjutnya, Class of 16, atau pemain-pemain lulusan akademi Manchester United.
Salah satu tanda yang mulai muncul adalah penampilan impresif striker muda Marcus Rashford di tim senior. Pemain berusia 18 tahun itu langsung mencuri perhatian dengan lima gol yang dilesakkan dalam 10 kali penampilannya memulai karier bersama tim senior Setan Merah.
Manajer tim U-21 Manchester United, Warren Joyce, adalah satu di antara pihak yang meyakini kebangkitan Class of 16 dalam beberapa tahun ke depan.
“Saya rasa bukan hal mustahil, kami akan membicarakan Class of 16 di masa mendatang,” tuturnya seperti dikutip Reuters. “Jika Anda bisa melihat sejumlah pemain kami telah membangun di klub ini selama beberapa tahun dan Anda akan melihat bahwa kami menjaga standar,” kata Joyce.
Sebelumnya, Setan Merah banyak dikritik karena gagal melakukan regenerasi pemain selepas era Ryan Giggs, Paul Scholes, dan David Beckham. Namun, menurut Joyce, hal itu karena sejumlah pemain muda sulit mendapat tempat utama dari pemain-pemain senior mereka yang tampil seolah tak tergantikan pada masa itu. Apalagi para pemain yang mayoritas berasal dari lulusan akademi 1992.
Sejumlah pemain muda potensial saat itu pun memilih hijrah ke klub lain. Sebut saja Danny Simpson, Rafael, Fabio da Silva, Johny Evans, Michael Keane, Danny Drinkwater, Danny Welbeck, dan Ryan Shawcross, yang semuanya berasal dari akademi Manchester United.
“Beberapa tahun lalu, saat tim pertama memenangkan Liga Primer Inggris, Liga Champions dan dengan pemain kelas dunia di setiap posisi, sulit waktu itu bagi pemain muda menggantikan tim yang diisi pemain seperti Giggs, Scholes, Ronaldo, dan lainnya,” tutur Joyce. “Tapi saya rasa setiap manajer akan sangat senang mendapatkan pemain yang berasal dari sini.”
Beberapa di antara mereka, menurut Joyce, masih merupakan pemain Manchester United dengan status dipinjamkan ke klub lain. Situasi sulit dengan seringnya badai cedera pemain seolah membuka peluang bagi para pemain muda Man Utd untuk mengisi posisi para seniornya itu.
Bukan hanya Rashford, Joyce yakin sejumlah muda juga sudah dianggap layak berada di tim senior. Mereka di antaranya, Cameron Borthwick-Jackson, Timothy Fosu-Mensah, Joe Riley, Regan Poole, dan Donald Love.
Kapten tim U-21 Man Utd, James Weir, juga merupakan gelandang yang memiliki prospek bagus di tim senior. Belum lagi ada nama pemain berusia 17 tahun Axel Tuanzebe, kelahiran Republik Congo, disebutnya sangat menjanjikan. Tuanzebe sudah berada di akademi Manchester United pada usia delapan tahun sejak kepindahan dari negaranya.
“Kami harus bisa memastikan bahwa mereka benar-benar dipersiapkan untuk bisa menghadapi tekanan di Liga Primer Inggris. Tak ada yang bisa mengejutkan mereka,” ucap Joyce. “Mereka harus memiliki kemampuan taktis, teknis, fisik, dan juga mental, tanpa harus merasa terganggu.”