Jelang Laga Perdana Lawan Perseru, Subangkit Ingin Uji Coba
Tujuannya agar anak asuhnya sangat siap. Pasalnya di laga pertama itu, timnya berstatus sebagai tim tamu
Penulis: Sigit Nugroho
Editor: Dewi Pratiwi
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Jelang menghadapi Perseru Serui di laga perdana Indonesia Soccer Championship A (ISC A) yang akan digelar di Stadion Marora, Serui, Papua pada 2 Mei 2016, pelatih Mitra Kukar, Subangkit menginginkan melakukan uji coba bagi timnya.
Tujuannya agar anak asuhnya sangat siap. Pasalnya di laga pertama itu, timnya berstatus sebagai tim tamu.
"Tidak mudah memulai turnamen dengan menjalani laga away. Tim tuan rumah pasti akan tampil total untuk mengamankan tiga poin. Sedangkan, kami juga tidak mau pulang tanpa dapat poin. Oleh karena itu, idealnya tim harus melakukan minimal satu kali uji coba lagi. Agar anak-anak benar siap bertanding," kata Subangkit kepada Harian Super Ball, kemarin.
Lokasi sasaran untuk lakukan uji coba adalah di Pulau Jawa, seperti sekitar Jawa Timur.
"Lokasi itu ideal karena banyak tim Divisi Utama dan Liga Super Indonesia yang bisa diajak untuk ujicoba. Jika kita fokuskan di sekitar Surabaya, kami tidak perlu kembali ke Kutai Kartanegara, tetapi langsung terbang ke Serui. Jadi waktu yang ada ini bisa lebih efisien pemanfaatannya," ujar Subangkit.
Berbeda jika tetap menggelar latihan di Stadion Aji Imbut.
"Kalau tetap di sini, kami sulit mendapatkan tim yang selevel. Karena tim yang ada di Kalimantan Timur tidak sebanyak tim yang ada di Pulau Jawa. Di Pulau Jawa terdapat banyak pilihan tim, seperti Bhayangkara Surabaya United, Persela Lamongan, Gresik United, Madura United dan tim-tim dari Divisi Utama. Itulah alasan yang membuat saya sangat ingin ujicoba di Pulau Jawa," ucap Subangkit.
Keinginan kuat Subangkit untuk tur ke Pulau Jawa, disebabkan performa anak asuhnya dianggap belum memuaskan.
Itu dibuktikan saat uji coba dengan tim PON Kaltim pada 20 April 2016, Naga Mekes, julukan Mitra Kukar, menang telak 5-3. Lima gol Mitra Kukar dicetak oleh Septian David Maulana (menit 34), Marlon da Silva (menit 49, menit 69), Syahrizal (menit 84) dan Anindito Wahyu (menit 89).
"Kami masih kebobolan tiga gol dari tim yang levelnya di bawah kita. Itu artinya permainan yang dilakukan anak-anak masih kurang baik. Tiga gol itu bisa tercipta karena pertahanan kami yang masih rapuh. Oleh karena itu, saya ingin sekali menjajal tim selevel, agar seluruh pemain bisa mengambil pelajaran dari uji coba itu, khususnya pemain belakang kami," terang Subangkit.
Namun keinginan Subangkit untuk melakukan tur ke Pulau Jawa itu belum dikabulkan manajemen.
"Jika uji coba keluar Kutai Kartanegara tidak bisa dilakukan karena ada alasan lain dari manajemen, terpaksa saya akan memanfaatkan waktu yang ada ini untuk membenahi kekurangan tim dengan tetap berlatih di sini saja. Karena keputusan untuk uji coba keluar daerah memang wewenang dari manajemen. Saya tunggu saja keputusan dari manajemen," tutur Subangkit.
Subangkit menjelaskan, sejauh ini anak asuhnya telah menunjukan peningkatan baik dari sisi stamina dan pemahaman taktik strategi yang diberikan.
Namun Subangkit belum puas, karena masih banyak hal yang perlu dibenah, khususnya lini pertahanan yang dinilai rentan kebobolan.
"Buruknya pertahanan kami, karena minimnya komunikasi. Kesalahan-kesalahan mendasar juga sering terjadi. Tim pelatih akan melakukan pendekatan personal agar persepsi seluruh pemain baik di lini belakang, tengah, dan depan. ISC A bukan turnamen jangka pendek. Jadi sudah seharusnya kita kompak di semua lini jika ingin bersaing di level atas," jelas Subangkit.
Lini depan juga menjadi sorotan Subangkit. "Penyelesaian akhir di lini depan juga perlu diperbaiki. Banyak peluang yang didapat saat ujicoba kemarin, tetapi kami hanya bisa cetak lima gol saja. Saya akan berusaha untuk mengasah ketajaman pemain depan Mitra Kukar," tambah Subangkit.
Soal pemain asing, Subangkit mengaku, belum mendapatkan pemain asing dari Asia. Saat ini Mitra Kukar sudah memiliki 24 pemain, tiga diantaranya adalah pemain asing, seperti Marlon Da Silva, Rodrigo dos Santos, dan Arthur Cunha.