Bali United Tetap Konsisten Andalkan Pemain Muda di ISC
Indonesia Soccer Championship (ISC) A 2016, jadi arena adu skill dan taktik para pemain serta pelatih.
Editor: Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, BALI - Genderang perang tim-tim kuat di Indonesia sudah ditabuh..
Indonesia Soccer Championship (ISC) A 2016, jadi arena adu skill dan taktik para pemain serta pelatih.
Tahun 2016 ini menjadi penting bagi masyarakat Bali. Pasalnya sejak tenggelamnya Gelora Dewata sejak 2001 lalu, semeton Bali tak ada tontonan lagi.
Akibatnya, potensi besar pesepakbola Bali menyebar ke luar. Kini, era baru sepakbola Bali kembali lahir dengan hadirnya Bali United. Klub ini menjadi wakil Bali untuk berlaga di kancah nasional.
Putra Samarinda telah meresmikan mengganti nama dan basis mereka jadi di Bali. Klub yang lahir sejak 1989 itu berganti nama menjadi Bali United dan bermarkas di Stadion Kapten I Wayan Dipta.
Kehadiran tim berjuluk Serdadu Tridatu tak lagi menjadikan pesepakbola Bali menjadi penonton. Bali United mengajak anak-anak muda Bali bergabung di bawah bendera Bali United.
Pertarungan nama daerah di setiap pertandingan yang menjadi dorongan kuat bagi putra daerah. Sebutnya saja, Ngurah Arya Perdana, Putu Pager Wirajaya, Agus Nova Wiantara, Komang Adi Parwa, Junius Bate, Gede Sukadana, I Nyoman Sukarja, dan I Made Wirahadi, mereka kini mengusungkan dada siap bermain dan memberi prestasi melalui lapangan hijau.
Ini adalah kesempatan menunjukan loyalitas bagi klub dan Pulau Dewata tanah kelahiran mereka. Penyerang sayap Bali United yang akrab disapa Binter mengatakan, aura kedaerah sangat terasa.
Emosi bertanding membawa nama daerah menjadi berlipat. Binter bersam rekannya sesama Nak Bali ingin memberi yang terbaik bagi skuat Bali United dan masyarakat Bali. "Suatu kebanggan buat kami putra bali main untuk tim Bali di kancah sepakbola tertinggi di Indonesia," kata Binter kepada Tribun Bali, Jumat (29/4/2016).
Binter yang lama bermain untuk klub di luar Bali, merasa perbedaan jelang kompetisi sangat terasa. Semangat berlipat bergelora di dadanya, tak sabar ingin mencetak gol untuk Bali.
"Selama ini anak-anak Bali hanya jadi penonton saja. Dulu kita tidak ada klub profesional di kasta satu. Banyak pemain Bali harus membela klub di luar," ujar mantan Persiba Balikpapan ini.
Meski demikian, Binter Wirahadi mempercayai bahwa berkat bermain di luar Bali, para pemain Bali banyak bisa lebih baik dan berhasil.
Meskipun masih mandul bersama Bali United sejak dikontrak awal tahun akhir tahun 2015, dia menilai hal itu belum saatnya.
Rezeki pasti datang saat tampil di laga selanjutnya. Apalagi kali ini rasa percaya dirinya berbeda di kompetisi panjang ini.
"Mungkin belum rezeki cetak gol. Padahal sudah berusaha keras. Mohon doa bagi saya dan Serdadu Tridatu, " kata Binter.
Rasa berbeda setelah dirinya kembali berlatih bersama skuat Serdadu Tridatu seusai dipinjam PS Polri. Namun kembalinya Binter Wirahadi, mendapat tugas baru setelah striker asing Serbia, Nemanja Vidakovic gabung dan resmi dikontrak, Jumat (29/4/2016) kemarin.
Binter berperan baru sebagai penyerang sayap. Baginya, ini tugas baru yang butuh adaptasi. Dia harus bersaing dengan beberapa penyerang sayap lainnya.
"Saya siap dimainkan di posisi apapun. Pelatih lebih tahu, tapi saya butuh adaptasi, di penyerang sayap, kalau sebagai striker itu posisi saya," kata pemain yang kini berusia 32 tahun ini. (*)