Jurang Lebar Si Kaya dan Si Miskin di MLS
Padahal, Lampard, belum bermain dalam satu pun laga di Liga Amerika Serikat atau lebih dikenal sebagai Major League Soccer (MLS) musim ini.
Laporan Wartawan SuperBall.id, Dimas Panji Setyadi
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Gelandang New York City FC (NYCFC), Thomas McNamara, yang tampil cemerlang sepanjang musim ini, hanya mendapatkan bayaran 80 kali lipat lebih rendah dibanding rekan setimnya, Frank Lampard.
Padahal, Lampard, belum bermain dalam satu pun laga di Liga Amerika Serikat atau lebih dikenal sebagai Major League Soccer (MLS) musim ini.
McNamara yang telah mencetak mencetak 3 gol dan 5 asis dalam 11 laga mendapat total bayaran sebesar 85.000 dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar 1,1 miliar rupiah per tahun, sementara Lampard mendapatkan 6 juta dolar AS atau sekitar 81,8 miliar (1 dolar = 13.642 rupiah).
Jika dibandingkan dengan Kaka yang memiliki gaji terbesar di Liga Amerika Serikat, gaji McNamara bahkan hampir 100 kali lipat lebih rendah.
Kesenjangan besar dalam gaji para pemain di MLS tahun ini terungkap setelah Asosiasi Pemain MLS (MLS Players Union) merilis daftar gaji pemain.
The Guardian melaporkan data tersebut menunjukkan bahwa jumlah dari gaji 20 pemain dengan bayaran tertinggi hampir mencapai 50% dari total gaji seluruh pemain di MLS.
Toronto FC, LA Galaxy, dan NYCFC, menjadi klub yang mengeluarkan gaji paling besar untuk para pemainnya, total biaya yang dikeluarkan tiga klub tersebut mencapai 40% dari total gaji semua pemain MLS.
Gaji pemain di MLS dibatasi Salary Cap namun masing-masing klub diizinkan menggunakan "Designated Player" atau pemain bintang dengan bayaran tinggi.
Peraturan itu pertama kali digunakan saat LA Galaxy mendatangkan David Beckham, namun peraturan tersebut kerap dikritik karena meningkatkan ketimpangan gaji antara para pemain di MLS.