Laporan Wartawan Sriwijaya Post, Soegeng Haryadi

TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Keberhasilan Sriwijaya FC di puncak klasemen sementara Indonesia Soccer Championship (ISC) A 2016 tak lepas dari sentuhan Keith Kayamba Gumbs.

Masuknya eks pemain timnas Saint Kitts and Nevis berusia 43 tahun itu ke Sriwijaya FC sebagai pelatih fisik mendapat tanggapan dari banyak pihak.

Legenda hidup Laskar Wong Kito tersebut dianggap dapat banyak membantu tim.

Prestasi Supardi dkk yang hingga pekan keempat ISC 2016 bergulir sedang dalam puncak klasemen sementara juga berkat tangan dinginnya.

Namun, Kayamba menolak pujian itu dan menyatakan bahwa semua elemen di dalam tim Sriwijaya FC saat ini berperan sama.

Menurut Kayamba, apa yang sudah diraih sejauh ini merupakan kerja keras seluruh pihak.

“Tidak ada yang lebih tinggi di tim ini, mulai dari pelatih kepala, asisten, pemain, hingga manajemen semuanya berperan sama," ujar Kayamba.

"Saya pun menyadari hal tersebut dan sekarang tengah menikmati tanggung jawab sebagai pelatih fisik Sriwijaya FC."

"Tentu saya harus mempersiapkan kondisi pemain agar selalu bugar, sehingga program dari pelatih kepala juga dapat dijalankan dengan baik,” tambah pencetak gol terbanyak Sriwijaya FC sepanjang masa itu.

Kayamba mengaku mengembleng keras seluruh pemain Sriwijaya FC tidak hanya saat latihan, tapi juga ketika di luar lapangan.

“Saat latihan, saya selalu keras agar mereka sadar bahwa latihan fisik tidak bisa dianggap ringan."

"Jika tidak melakukannya dengan baik, maka program teknik serta strategi pelatih kepala tidak akan mampu diserap dengan baik,” tegasnya.

Awasi Pola Makan

Selain saat latihan, Kayamba juga mengawasi pola makanan pemain di wisma atlet dan hotel ketika sedang menjalani laga tandang.

“Saat tandang, saya sudah berbicara dengan pelatih dan manajemen agar bekerja sama dengan pihak hotel menyiapkan menu makanan yang sesuai dengan kebutuhan atlet, bukan yang sesuai dengan keinginan atau kesukaan mereka,” ungkapnya.

Menurut Kayamba, keberhasilan sebuah tim juga akan sangat dipengaruhi faktor tersebut.

“Jika sudah berlatih dengan keras, menjaga pola makan, maka yang paling terakhir harus dilakukan pemain adalah mengimbanginya dengan istirahat yang cukup."

"Bukan berarti harus tidur sepanjang waktu, saat hari pertandingan saya selalu mengingatkan mereka agar di pagi harinya tetap senam dan melakukan pemanasan, jangan hanya di kamar dengan alasan tidur,” pesannya.