Zinedine Zidane Si ''Manusia Trofi''
JULUKAN ‘Manusia Trofi’ layak disandang Zinedine Zidane, setelah berhasil membawa Real Madrid menjuarai Liga Champions musim 2015/2016.
JULUKAN ‘Manusia Trofi’ layak disandang Zinedine Zidane, setelah berhasil membawa Real Madrid menjuarai Liga Champions musim 2015/2016.
Mantan bintang tim nasional Perancis yang kini beralih profesi menjadi pelatih itu kini mengukir sejarah atas namanya sendiri.
Kemenangan yang diraih Los Blancos atas rival sekotanya, Atletico Madrid di Stadion San Siro, Milan, Minggu (29/5) dini hari, membuat pria Perancis keturunan Aljazair itu menjadi pelatih kedua El Real yang mampu meraih trofi Liga Champions, baik ketika masih merumput di lapangan hijau maupun saat menjadi pelatih.
Sebagai pemain, Zidane pernah merebut trofi Liga Champions pada musim 2001/02, ketika dirinya menjadi bagian dari proyek megabintang Los Galacticos yang diprakasai Florentino Perez.
Dengan kesuksesannya menggondol trofi Liga Champions musim 2015/16 sebagai pelatih Madrid, Zidane menyamai pencapaian Miguel Munoz yang sebelumnya menjadi satu-satunya pemain dan pelatih yang mampu menjuarai Liga Champions bersama Madrid.
Secara keseluruhan, Zidane menjadi pelatih ketujuh yang pernah menjuarai Liga Champions sebagai pemain dan pelatih. Ia bergabung dengan nama-nama lain yang pernah menggondol Liga Champions baik sebagai pemain dan pelatih, yakni Giovanni Trapattoni, Johan Cruyff, Carlo Ancelotti, Frank Rijkaard, dan Pep Guardiola.
Namun dibanding enam pandahulunya, Zidane mampu mencatat sejarah tersendiri, lantaran selain sebagai pemain dan pelatih, ia juga turut mengantarkan Madrid menjadi juara Eropa saat menjadi asisten Carlo Ancelotti ketika Los Blancos meraih gelar ke-10 Liga Champions pada musim 2014. Maka Zidane kini menjadi satu-satunya sosok yang mampu merebut Liga Champions sebagai pemain, asisten pelatih, dan pelatih kepala.
Selain prestasi di level klub, Zidane juga melengkapi koleksinya dengan trofi Piala Dunia 1998 dan Piala Eropa 2000 bersama timnas Perancis.
Madrid sendiri memastikan diri meraih ‘undecima’ alias gelar ke-11 Liga Champions setelah mengatasi tekanan di babak adu penalti, dengan menaklukkan Atletico Madrid 5-3 (1-1, 120 menit).
"Saya memimpikan hal ini ketika mengambil posisi ini. Jika Anda bekerja dengan tim seperti ini, dengan sejarahnya, Anda bisa mencapai banyak hal," ujar Zidane seperti dilansir AS. "Kami meraih ini semua dengan banyak usaha dan kerja keras. Kami berjuang hingga akhir dan berhak meraih semua ini."
Di pertandingan final ini, Madrid unggul lebih dulu lewat gol Sergio Ramos pada menit ke-15, sebelum Yannick Ferreira-Carrasco memaksa laga harus ditentukan lewat drama adu penalti melalui golnya di menit ke-79.
Secara keseluruhan, Madrid sebenarnya tak mampu berbuat banyak selama 120 menit pertandingan. Usai unggul lewat gol Sergio Ramos, para pemain Madrid lebih banyak bertahan. Dari statistik pertandingan yang dilansir UEFA, Cristiano Ronaldo dkk terlihat kalah penguasaan bola dibanding Fernando Torres Cs.
Untungnya saat memasuki babak tos-tosan, bintang-bintang Los Blancos menunjukkan kematangannya. Lima eksekutor Madrid menjalankan tugas dengan sempurna. Sementara Juanfran yang menjadi algojo keempat Atletico, gagal menyarangkan gol lantaran eksekusinya membentur tiang gawang.
Zidane sendiri berkilah bahwa menerapkan taktik bertahan merupakan hal lumrah dalam sepak bola. "Bermain bertahan bukanlah taktik kami. Tetapi itu merupakan sesuatu yang terkadang terjadi di lapangan," katanya. "Kami mencetak gol dan kemudian terkadang menjadi sedikit bertahan. Itulah sepak bola. Tapi saya tak ingin terlalu banyak beranalisis, nikmatilah apa yang telah kami raih."
Sementara Ronaldo yang menjadi penentu kemenangan Los Blancos dengan mencetak gol kelima ke gawang Atletico Madrid saat adu penalti, menyebut pengalaman matang menjadi kunci kemenangan timnya. "Kami menunjukkan bahwa tim kami memiliki pengalaman lebih banyak. Itu terlihat dari semua eksekutor yang mampu menjalankan tugasnya," ujar Ronaldo dilansir Daily Mirror.
Sementara terkait penampilan Madrid yang cenderung menurun sejak gol Ramos, Ronaldo mengatakan ia dan rekan-rekannya mulai kelelahan, lantaran banyak yang tak lagi fit. Selain itu, banyak pemain Madrid juga harus menjaga kebugaran jelang turnamen Piala Eropa yang sudah di depan mata. "Ini sangat sulit. Ini merupakan akhir musim. Para pemain tak lagi bugar dan kami kini harus beristirahat dan bersiap untuk Piala Eropa," ujar pemain asal Portugal itu.(Tribunnews/dod)