Lorenzo Insigne Jadi Pemain Terpendek di Piala Eropa
Dengan tinggi satu meter dan 63 sentimeter, dirinya menjadi pemain termungil di kompetisi tertinggi Eropa tersebut.
TRIBUNNEWS.COM, ITALIA - Piala Eropa 2016 tinggal hitungan hari. Meski begitu, ada beberapa rekor unik dan menarik terkait pemain-pemain yang akan berlaga di Prancis nanti.
Italia menjadi salah satu pesertanya bergabung dengan Republik Irlandia, Belgia, dan Swedia di Grup E.
Namun tahukah Anda bahwa Italia memiliki fakta unik jelang ajang empat tahunan tersebut. Menurut catatan Opta, Sabtu (4/6), Italia memiliki pemain terpendek di Piala Eropa 2016.
Pemain yang dimaksud adalah Lorenzo Insigne. Dengan tinggi satu meter dan 63 sentimeter, dirinya menjadi pemain termungil di kompetisi tertinggi Eropa tersebut.
Andai saja Santi Cazorla masih memperkuat Timnas Spanyol, maka bisa dipastikan Insigne tak akan menjadi pemain terpendek satu-satunya karena keduanya memiliki tinggi yang sama.
Sayang, faktor usia dan cedera membuat pemain Arsenal tersebut tak dipanggil ke timnas Spanyol.
Insigne tak sendirian. Ada tiga pemain yang memiliki tinggi di bawah 168 sentimeter. Mereka yaitu gelandang Irlandia Utara, Jamie Ward, yang memiliki tinggi 165 cm dan penyerang sayap Spanyol, Pedro Rodriguez, yang memiliki tinggi 167 cm.
Jika ketiganya berdiri berdampingan dengan kiper Rumania, Costel Pantilimon, maka akan terlihat jelas perbedaan tinggi keduanya. Pantilimon adalah pemain tertinggi di Piala Eropa. Dia memiliki tinggi 203 sentimeter.
Selain Pantilimon, ada tiga pemain lainnya yang memiliki tinggi di atas 2 meter. Mereka yaitu kiper Inggris, Fraser Forster, dan kiper Kroasia, Lovren Kalinic, yang sama-sama memiliki tinggi 201 cm. Satu pemain lagi adalah kiper Swedia, Andreas Isaksson, yang memiliki tinggi 2 meter.
Meskipun menjadi yang terpendek di Prancis nanti, permainan Insigne tak boleh dipandang sebelah mata.
Seperti Maradona, Insigne memiliki memiliki fisik yang kekar dan kuat dalam menghadapi permainan fisik yang keras.
Tubuhnya yang pendek dengan pusat gravitasi yang rendah memungkinkan dirinya melakukan sprint cepat sambil men-driblle bola. Keahliannya yang tinggi dalam menguasai bola, membuatnya mudah melewati bek lawan. (kto)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.