Swiss Diragukan Ukir Prestasi di Euro 2016
Semua itu berangkat dari sejarah Swiss yang tak pernah beruntung lolos dari putaran grup di ajang Euro
Editor: Dewi Pratiwi
TRIBUNNEWS.COM - Timnas Swiss sudah berada di Montpellier, yang akan menjadi pusat latihan dan tempat tinggal selama menjalani laga Euro 2016 di Prancis.
Mereka sedang bersiap menghadapi laga pertama di putaran Grup A melawan Albania, Sabtu (11/6/2016), di Lens.
Selain harus menghadapi Albania, Swiss juga berada satu grup dengan Prancis dan Rumania.
Bagaimana peluang Swiss di Euro 2016? Sebagian besar masyarakat Swiss, bahkan meragukan pasukan berjuluk La Nati itu bakal mengukir prestasi.
Semua itu berangkat dari sejarah Swiss yang tak pernah beruntung lolos dari putaran grup di ajang Euro.
Tahun 1966, di debut mereka di turnamen itu, Swiss tersingkir dari putaran grup setelah finis di peringkat bontot, kalah Belanda, Skotlandia, meskipun bisa menahan tuan rumah Inggris. Begitu juga di tahun 2004 dan 2008.
Tahun ini, pun Swiss lolos ke putaran final Euro dengan susah payah.
Dalam skuad Timnas Swiss sekarang ini memang banyak pemain bintang, termasuk Granit Xhaka (Arsenal), Xherdan Shaqiri (Stoke City), dan beberapa pemain muda berbakat seperti pemain Basel Breel Embolo yang baru berusia 19 tahun.
Akan tetapi, di sisi lain, para fan menyangsikan kualitas pelatih timnas.
Vladimir Petkovic dianggap pelatih kelas tiga dibandingkan nama-nama besar yang memimpin tim peserta Euro 2016.
Petkovic yang ditunjuk menggantikan Ottmar Hitzfeld pada Juli 2014 lalu.
"Sangat sulit membandingkan Petkovic dengan Hitzfeld, tidak bisa bahkan. Hitzfeld memiliki nama yang sangat besar di sepak bola," ujar Sandro Compagno, pengamat sepak bola Swiss seperti dikutip 20 Minuten.
Sebelum mengambil alih posisi sebagai pelatih Timnas Swiss, Petkovic yang kini berusia 52 tahun itu merupakan pelatih Lazio selama dua musim (2012-2014) dan Sion (2012).
Akan tetapi, sebelum menangani dua tim divisi utama kompetisi Italia dan Swiss itu, empat tahun lalu Petkovic hanyalah pelatih klub kecil di kompetisi kelas tiga sepak bola Eropa seperti Bellinzona (divisi dua Swiss), Young Boys (divisi satu Swiss), dan Samsunspor (divisi dua Turki)
Berita Juga Dimuat di HARIAN SUPER BALL, Kamis (9/6/2016)