Langkah Awal ''Turniermannschaft''
Arrigo Sacchi, mengatakan bahwa selain Italia dan Brasil, ada dua tim lain yang pantas untuk diperhitungkan.
Jerman dua kali kalah di kualifikasi, dan Polandia, satu di antara tim yang membuat mereka keluar lapangan dengan kepala tertunduk itu, kembali menjadi seteru di Perancis.
Jerman memang berhasil membalas kekalahan 0-2 di Warsaw (11 Oktober 2014) dengan kemenangan 3-1 saat balik jadi tuan rumah di Frankfurt (4 September 2015). Tapi sengatan Polandia masih membekaskan rasa sakit bagi Loew. Sakit yang membuatnya waspada.
"Kami akan menghadapi Polandia dan ini akan jadi pembuktian. Namun sebelum itu kami harus mengatasi Ukraina lebih dahulu. Mereka pernah sangat kuat. Sekarang tetap kuat, tapi saya kira kami bisa unggul," ucap Loew.
Ukraina lolos ke Prancis lewat play-off kontra Slovenia (agregat 3-1). Dari sisi ini ada perbedaan yang signifikan. Belum lagi bicara kedalaman skuat.
Sejumlah pemain Jerman masih mengalami masalah. Termasuk palang pintu Mats Hummels.
Tapi Loew masih memiliki banyak pemain yang bisa ditempatkan di posisi Hummels tanpa membuat kualitas permainan Jerman jadi jeblok.
Sedangkan Ukraina bergantung cukup kuat pada poros Yevhen Konoplyanka, Andriy Yarmolenko, dan Yaroslav Rakitskiy. Satu saja di antara mereka bermasalah, Ukraina akan amburadul.
"Kami tentu akan berada pada posisi underdog. Namun jika sudut pandangnya diubah, sebenarnya kami diuntungkan. Kami akan bermain melawan juara dunia, dan ini memberikan motivasi berlipat ganda pada para pemain. Mereka sangat bersemangat dan saya tidak melihat sedikit pun ketakutan pada mereka," katanya.
Keyakinan yang sama dikemukakan legenda sepakbola Ukraina, Andriy Shevchenko. Berbicara pada FourFourTwo, Shevchenko percaya, pemain-pemain Ukraina mampu membuat kejutan.
"Kami pernah melakukannya dan akan melakukannya sekali lagi. Tidak ada yang tak mungkin dalam sepakbola," ujarnya.
twitter: @aguskhaidir