Lars Lagerback Selalu Digdaya Melawan Inggris
Ia sepenuhnya percaya bahwa rekor bagusnya itu akan terus terjadi setiap menghadapi tim Ratu Elizabeth.
Editor: Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM - Pelatih Timnas Islandia Lars Lagerback memiliki catatan bagus kala bersua Inggris. Ia tidak pernah mengalami kekalahan dari The Three Lions.
Meski pernah diejek Cristiano Ronaldo sebagai tim kecil bermental kerdil, Islandia mampu membuktikan diri dan menjadi salah satu penantang favorit juara, Inggris, di babak 16 besar nanti.
Lagerback memiliki catatan mulus kala bersua Inggris. Ia tak pernah kalah ketika masih duduk sebagai pelatih Swedia.
“Di Swedia, saya tidak pernah kalah dari mereka. Ini tentu terasa jauh lebih baik,” ungkap Lagerback di laman UEFA.
Ia sepenuhnya percaya bahwa rekor bagusnya itu akan terus terjadi setiap menghadapi tim Ratu Elizabeth.
“Sekarang kami harus memanfaatkan waktu jeda selama empat hari untuk mengisi tenaga. Mari berharap tren positif itu berlanjut,” imbuhnya.
Enam kali melawan Inggris sebagai asisten pelatih dan kemudian pelatih tim nasional negaranya, Swedia, Lagerback tak pernah tumbang, termasuk saat imbang di laga Piala Dunia 2002 dan 2006.
"Sepak bola Inggris sangat populer di Swedia. Mereka semua mengikuti dan menonton pertandingan Liga Primer, dan kami sebagai pemain selalu merasa underdog. Tapi itu membantu. Kami merasa tidak ada tekanan melawan Inggris," ungkap bekas gelandang Timnas Swedia Niclas Alexandersson.
"Itu sama seperti Islandia. Lagerbäck akan menekankan kepada para pemainnya agar nothing to lose. Mereka bekerja keras dan akan memiliki beberapa pemain yang bermain di Liga Inggris," tambah pria berumur 44 tahun itu.
Di bawah asuhan Lagerback, lanjut Alexandersson, Swedia kala itu tampil tajam, dan sangat mirip dengan Islandia saat ini.
"Formasinya sama, organisasi pertahanannya nyaris sama. Islandia harus bekerja lebih keras dan lebih terorganisir daripada tim lawan, agar bisa menang, ulas bekas pemain IFK Gothenburg, Sheffield Wednesday, dan Everton itu.
"Lagerback sangat bisa menemukan keseimbangan yang tepat dalam tim," cetus Alexandersson.