Dendam Portugal Akhirnya Terbayar Lunas
Gelaran Piala Eropa 2016 ini bisa dibilang ajang saling balas dendam antar negara di Eropa.
Laporan Wartawan SuperBall.id, Aris Abdul Salam
TRIBUNNEWS.COM, PARIS - Gelaran Piala Eropa 2016 ini bisa dibilang ajang saling balas dendam antar negara di Eropa.
Selain ajang balas dendam, Piala Eropa kali ini merupakan arena di mana banyak kutukan sejarah dibumi hanguskan.
Bermula dari Jerman yang sanggup mematahkan kutukan sejarah usai mengalahkan Italia.
Kemenangan yang diraih Jerman atas Italia di perempat final Piala Eropa 2016 merupakan yang pertama bagi mereka di turnamen besar antar negara.
Dalam 10 tahun terakhir saja, Bastian Schweinsteiger dan kawan-kawannya pasti masih merasakan sakitnya kalah di dua semifinal dari Italia.
Kekalahan pertama ialah saat Jerman kalah di semifinal Piala Dunia 2006, meski berstatus sebagai tuan rumah Jerman menyerah 0-2 dari Italia.
Lalu di semifinal Piala Eropa 2012, dimana Jerman kalah 1-2 dari Andrea Pirlo dkk.
Kini, di Piala Eropa 2016, dendam Jerman kepada Italia sudah tuntas, dengan menang lewat adu penalti di perempat final.
Namun ketika Jerman melaju ke semifinal, tuan rumah Prancis yang justru sukses membalaskan dendamnya kepada Jerman.
Hal tersebut lantaran Prancis belum pernah menang dari Jerman sejak tahun 1958.
Pada Piala Dunia 2014 yang lalu Prancis juga kalah dari Jerman di perempat final.
Dengan kemenangan 2-0 di Stadion Velodrome, Jumat (8/7/2016), Prancis akhirnya sanggup menunaikan misi balas dendam kepada Jerman.
Selanjutnya Prancis menjamu Portugal di final Piala Eropa 2016, yang berlangsung pada Senin (11/7/2016).
Jika perhitungannya ialah balas dendam lagi, maka kemenangan Portugal atas Prancis, dan menjuarai Piala Eropa kali ini memang sudah seharusnya terjadi.
Sejak pertemuan pertama dengan Prancis pada Piala Eropa 1984, Portugal belum pernah menang di turnamen akbar antar negara.
Di Piala Eropa 2000 dan Piala Dunia 2006, Portugal juga kalah lagi dari Prancis.
Barulah di Piala Eropa 2016 ini Portugal sanggup membalaskan dendamnya sekaligus mengangkat trofi juara Eropa untuk pertama kalinya.