Lini Pertahanan dan Depan Persib Bakal Diuji Arema Cronus
Lini pertahanan dan depan Persib Bandung akan benar-benar diuji ketika menjamu Arema Cronus di Stadion Si Jalak Harupat besok.
Penulis: Teuku Muhammad Guci Syaifudin
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Teuku Muh Guci S
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG – Berlaga di depan publik sendiri, Persib Bandung tak bisa santai menghadapi Arema Cronus di Stadion Si Jalak Harupat, Sabtu (27/8/2016) nanti.
Dalam laga lanjutan Indonesia Soccer Championship 2016, laga ini menjadi ujian bagi lini depan dan belakang tim asuhan pelatih Djadjang Nurdjaman atau Djanur.
Secara statistik, Arema sudah mencetak 21 gol dari 16 kali laga dan hanya kemasukan delapan gol. Sedangkan Persib sudah mencetak 19 gol dari 16 laga dan kemasukan 16 gol.
Djanur mengakui permainan Persib mulai mengalami peningkatan di dua laga terakhir. Hasilnya cukup memuaskan dengan mengalahkan Barito Putra dengan skor 2-0 dan PS TNI dengan skor 3-0.
Lini pertahanan Persib sudah mulai solid sehingga tak satu penyerang lawan mampu membobol gawang. Sementara lini depan cukup menunjukkan kualitas karena di dua laga terakhir penyerang Persib melesakkan lima gol.
Melawan Arema bukan hal mudah, karena lini pertahanan Persib harus bertahan di bawah gempuran serangan lini depan Arema yang dihuni penyerang haus gol.
Karakter penyerang Arema berbeda dengan Barito Putra dan PS TNI. Ini mengapa Djanur akan memutar otak agar pertahanan Persib tak mudah dijebol peneyrang Arema.
“Saya ingin menjaga hal tersebut dan kami buat lini pertahanan tetapi solid agar hasilnya sama dengan yang kemarin,” kata Djanur di Graha Persib, Jalan Sulanjana, Kota Bandung, Jumat (26/8/2016).
“Lima gol itu progres cukup bagus yang biasanya kami minim gol di setiap laga walau banyak ciptakan peluang. Ini ujian lagi bagi lini depan karena Arema punya lini pertahanan yang kuat,” imbuh Djanur.
Selain memiliki lini pertahanan yang kuat dan lini depan yang tajam, Djanur menilai Arema memiliki pelatih yang mampu menjaga irama permainan tim. Pola permainan Arema tak mengalami perubahan seperti ketika ditangani almarhum Suharni.
“Arema mengandalkan kolektifitas, hanya dari materi berbeda karena ada beberapa pemain baru. Itu yang membedakan. Kalau yang lain tidak berbeda,” kata Djanur.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.